BOGOR, CEKLISSATU – Belum lama ini muncul kabar musisi Anang Hermansyah akan disandingkan dengan Bakal Calon Bupati Bogor yang diusung Partai Golkar, Ade Ruhandi alias Jaro Ade di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor 2024.

Menanggapi kabar tersebut, Jaro Ade kepada ceklissatu.com mengaku, dalam menghadapi Pilkada Kabupaten Bogor mendatang semuanya masih sangat terbuka.

Semua sangat terbuka. Saya serahkan kepada partai-partai koalisi dan hasil survei,” ucap Jaro Ade singkat.

Terpisah, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi menyebutkan, masih lima bulan lagi untuk sampai ke tahapan pendaftaran pasangan calon yang akan menjadi peserta pada Pilkada 2024.

Baca Juga : Sambut Ramadan 1445 Hijriah, Jaro Ade: Momentum Saling Memaafkan Sesama Muslim

Yusfitriadi menilai, jangankan dalam kurun waktu yang sangat panjang, dalam politik perubahan itu bisa terjadi setiap saat. Artinya dinamika menjelang Pilkada 2024 masih akan terus mememukan dinamisasinya.

Termasuk siapa saja yang berpotensi untuk maju pada pilkada tersebut, partai mana saja yang mengusung, siapa berpasangan dengan siapa, siapa mendapatkan rekomendasi dari partai mana masih terus digulirkan dan menjadi isu dari hari-ke hari. 

“Yang pasti sampai saat ini figur yang sudah mengantongi rekomendasi dari internal partai hanyalah Jaro Ade,” terang Yusfitriadi. 

Kemudian lanjut Yusfitriadi, figur lain yang sudah diisukan di berbagai media informasi akan meramaikan bursa kontestan pada pilkada 2024 mendatang sejauh pengetahuannya belum ada yang direkomendasikan, termasuk Anang Hermansyah. 

Anang diisukan akan maju pada Pilkada 2024, entah sebagai calon bupati maupun calon wakil Bupati. Beberapa media menyatakan akan dipasangkan dengan Jaro Ade. Ketika bicara apakah mungkin, bicara kemungkinan, dalam dinamika dan dialektika politik tidak ada yang tidak mungkin,” ucap Yusfitriadi. 

Baca Juga : Calon Bupati Bogor Jaro Ade Sambangi Rumah Duka Anggota KPPS yang Meninggal Dunia

Namun, kata Yusfitriadi, harus dipertimbangkan beberapa hal siapapun yang akan menjadikan Anang Hermansyah sebagai calon bupati atau wakil bupati: Pertama, stigma haus kekuasaan. 

Yusfitriadi menyebut, setelah tidak mendapat keberuntungan menjadi anggota legislatif, akan mencoba keberuntungan pada Pilkada 2024. 

“Kesannya ‘haus atas politik kekuasaan’. Walaupun tentu saja dalam dialektika politik kekuasaan, fenomena itu wajar-wajar saja. Namun, dalan perspektif etika politik akan menjadi stigma yang tidak baik,” tutur Yusfitriadi. 

Kedua kata Yusfitriadi, elektabilitas Anang Hermansyah dan PDIP di kabupaten Bogor. Dalam pilkada tidak hanya masalah elektabilitas partai politik yang menjadi faktor penting, tetapi ketokohan dan kefiguran menjadi hal yang bisa jadi dominan dalam memenangkan kontestasi Pilkada

“Elektabilitas Anang Hermansyah dan partainya PDIP tidak cukup mendapatkan tempat yang kuat di Kabupaten Bogor. Hal itu dibuktikan dengan hasil suara pada Pemilu 2024. Sama-sama kita ketahui Anang tidak mendapatkan kursi DPR RI, dan PDIP hanya bertengger pada urutan ke 3 setelah Gerindra dan Golkar,” terang Yusfitriadi. 

Yusfitriadi mengatakan, dalam perspektif tersebut, tidak menguntungkan bagi Jaro Ade ketika dipasangkan dengan Anang Hermansyah. 

Ketiga, Preseden Artis di Pilkada Kabupaten Bogor. Banyak sekali selebritis di kalangan artis menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah. Tapi tidak di Kabupaten Bogor

Menurutnya, hampir di setiap Pilkada yang digelar secara langsung di Kabupaten Bogor selalu melibatkan artis sebagai salah satu pesertanya. Terkahir bahkan Jaro Ade berpasangan dengan Ingrid Kansil pada Pemilu 2018. 

Ada juga beberapa artis yang lain. Tetapi tidak mendapatkan tempat yang kuat di masyarakat, sehingga tidak pernah ada yang memenangkan kontestasi. Preseden tersebut harus juga menjadi elemen yang harus menjadi pertimbangan. 

“Namun, tentu saja masih banyak variabel lain yang harus dibedah dan direlasikan kontruksinya dalam melihat peta Pilkada di Kabupaten Bogor,” pungkas Yusfitriadi.