BOGOR, CEKLISSATU - Beberapa hari lagi umat muslim se-dunia akan merayakan hari kemenangan. Di jalan-jalan dan titik transportasi sudah dipenuhi para pemudik yang rindu kampung halaman. Di pusat perbelanjaan juga sudah dipadati oleh masyarakat yang berburu diskon meskipun masih banyak yang merapatkan barisan di masjid-masjid demi mengakhiri ramadan kali ini dengan indah dan penuh berkah. Namun, selain di area-area itu tadi, di berbagai kanal media dan jalan-jalan juga sudah dihiasi para calon yang ingin menjadi Raja Kecil di Kota, Kabupaten atau Provinsi. 

Memang, 2024 ini tahun politik. Setelah Februari lalu kita melakukan pencoblosan untuk memilih Presiden, Wakil Presiden dan Anggota Legilatif, November mendatang kita akan lagi-lagi melakukan pemilihan umum untuk menentukan Raja-Raja Kecil di Kota Kabupaten dan Provinsi. 

Meskipun pemilihan masih dalam hitungan bulan, bahkan KPU Daerah belum membuka pendaftaran Calon Kepala Daerah, namun nama-nama, foto-foto dan berbagai slogan sudah berseliweran di depan mata. Tidak hanya di jalan, tetapi di media dan di gawai. 

Baca Juga : Atang Trisnanto Bersama PGRI Kota Bogor Bagikan Bingkisan Idul Fitri

Dari beebagai wilayah, Kabupaten Bogor pasti menjadi arena pertempuran yang lagi-lagi akan sengit. Wilayah yang selalu disebut sebagai Arena Perang Bintang di pemilihan legilatif ini akan menentukan kepala daerahnya. Meskipun kaya dan menggoda, para pemilik nafsu yang tinggi harus juga ingat, bahwa dalam dua periode terakhir semua Kepala Daerah di Kabupaten Bogor tidak mengakhiri masa jabatannya dengan husnulkhatimah. 


Berbagai nama diri hingga nama-nama pasangan coba disusun. Bagaikana tebak-tebak buah manggis, uji coba itu sah mereka lakukan demi mendapatkan simpati publik. Namun ironinya, ada banyak para pemain legislatif yang memang sudah menang namun belum dilantik, mereka sudah berani bergaya dan berlaga memberanikan diri menjadi Bakal Calon Kepala Daerah Kabupaten Bogor. 


Apakah pantas?

Apakah layak? 

Masalahnya, amanah yang baru diemban bahkan belum jalan saja belum tentu berjalan dengan baik. 

Koq ini sudah berani menjual diri.

Koq ini sudah berani mencoba mencari simpati publik.


Kami rasa publik hari ini bukanlah publik yang bodoh melainkan publik yang cerdas. Yang sudah bisa menilai dari rekam jejak bukan dari janji semata. 


Jadi, sebaiknya bermainlah dengan baik dan tidak hanya berkoar-koar meski Bogor selalu punya slogan Tekor Asal Kasohor.

Salam,

Pemimpin Umum Ceklissatu.com
Suhairil Anwar