JAKARTA, CEKLISSATU – Dewasa ini internet sudah menjadi salah satu bagian kehidupan. Bahkan ada ungkapan bahwa jika internet mati dunia akan terhenti. 

Media sosial merupakan media online yang digunakan oleh penggunanya dalam aktivitas untuk berbagi, berpartisipasi, dan lain-lain. Banyak sekali pengguna Indonesia yang tidak bisa melepaskan handphone dari genggaman tangan mereka. Hal ini disebabkan oleh teknologi yang semakin canggih dari zaman ke zaman.

Direktur Utama PT. Surabaya Mediatama, Suparno mengatakan, berdasarkan data  unicef.org/Indonesia, setidaknya ada 30 juta anak dan remaja di Indonesia yang menjadi pengguna internet. Internet memiliki dampak positif dalam meningkatkan konektivitas, namun penyalahgunaan internet juga dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satu dari dampak negatif itu adalah timbulnya kekerasan pada anak. 

“ Untuk itu, kita harus mengambil langkah nyata untuk bersama-sama menggunakan atau berselancar di internet secara sehat,” ujarnya dalam seminar online Ngobrol Bareng Legislator, Minggu 9 April 2023.

Baca Juga : Cegah Uang Indonesia ke Singapura, Bahlil: Bangun Pusat Keuangan di IKN

Semakin berkembangnya waktu dan semakin majunya inovasi teknologi dan komunikasi, membuat internet bermanfaat untuk segala aspek kehidupan. Dengan kehadiran internet, seluruh masyarakat dari penjuru dunia dapat terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang  sangat jauh dengan cepat dan tepat. 

“Berbagai kemudahan yang diberikan oleh internet mampu memposisikan dirinya menjadi sebuah kebutuhan primer bagi masyarakat secara umum. Meningkatnya penggunaan internet yang diikuti dengan dampak negatif dari penggunanya, dapat menimbulkan masalah berupa cyberwar yang memiliki arti sebuah aksi memusnahkan, memanipulasi, bahkan pencurian data-data penting menggunakan cyberspace (dunia maya),” ujarnya.

Kini dunia nyata dan dunia maya nyaris tak ada bedanya lagi. Bagaimana tidak, semua yang dilakukan di dunia nyata dapat dilakukan di dunia maya. Belajar,  bermain, berbisnis, bekerja, bersosialisasi, bahkan berekreasi dapat kita lakukan di dunia maya. Dan sebanyak 40 persennya adalah pengguna media sosial (Tetra Pak Index, 2017).

“Pengguna internet di Indonesia  didominasi generasi Y atau milenials dan generasi Z. Mereka sudah sangat akrab dengan teknologi sejak lahir, atau kita menyebutnya sebagai kaum natif teknologi,” kata Suparno.

 

Namun itu bukan berarti siapa saja bisa dibebaskan berselancar di dunia maya tanpa rambu-rambu. Internet telah mengubah pola hidup dan budaya manusia dalam belajar, bekerja, berkomunikasi, berbelanja dan aspek lainnya. 

Dia mengatakan, teknologi selalu berkembang dan senantiasa dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas manusia. Konten positif tentu diperlukan tak hanya untuk akun pribadi seseorang saja, namun juga untuk akun instansi tertentu. 

Internet banyak manfaatnya jika kita gunakan dan ambil yang positif buat kita. Internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi yang mengendalikan, manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika,” ujarnya.

“Ibarat Pisau bermata dua, mau ambil manfaat atau negatifnya? Jangan Tekhnologi yang mengendalikan kita, Kita Punya Jiwa, otak, Nurani, beretika baik dimanapun, mau offline maupun online dalam berinteraksi dengan sesama,” imbuhnya. 

Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI Mar. (Purn) Sturman Panjaitan mengatakan, bahwa internet sudah semakin luas, inernet sudah menjadi salah satu bagian kehidupan. 

Banyak sekali pengguna Indonesia yang tidak bisa melepaskan handphone dari genggaman tangan mereka. Hal ini disebabkan oleh teknologi yang semakin canggih dari zaman ke zaman. 

“Jika dibandingkan dengan jaman sebelum internet masuk, kehidupan komunikasi manusia dilakukan secara bertatapan muka,” kata Sturman.

Berbagai media sosial dengan berbagai fitur yang sangat mempermudah komunikasi bahkan dalam jangkauan yang sangat luas. 

“Jika sudah kecanduan akan berakibat buruk bagi penggunanya. Kita harus bisa menyadari kapan dan bagaimana kita bisa meluangkan dan membagi waktu antara aktivitas online maupun offline agar bisa seimbang dan tetap bisa menjaga nilai norma yang berlaku serta menjaga tata krama,” ucapnya.

Sementara itu Dosen Sistem Informasi Universitas Internasional Batam, Mangapul Siahaan, mengatakan,  cir-ciri internet sehat yaitu melakukan logout setelah masuk ke jejaring media sosial atau akun pribadi. 

“Contohnya melakukan logout setelah membuka email, mengaktifkan pengaturan privasi di akun pribadi. Kemudian membuat susunan password yang rumit dan kuat, memberi kata sandi di setiap aplikasi media sosial yang kita miliki agar sembarang orang tidak bisa membukanya serta rutin mengganti password, misalnya sebulan sekali,” jelasnya.

Selain itu, menjelajahi informasi di internet dengan aman yaitu tidak membuka web yang tidak dikenal atau link aneh yang justru bisa membuat informasi atau data pribadi dicuri. 

“Bukalah situs yang telah dipercaya, menghapus history penelusuran internet, meminimalisasi penggunaan free Wi-Fi. Tujuannya supaya orang lain tidak bisa mencari tahu apa yang dicari sebelumnya. Selain itu dengan menghapus history juga mencegah orang lain untuk mendapatkan informasi pribadi. Meminimalisasi penggunaan free Wi-Fi. Artinya jika tidak mendesak jangan terlalu sering menggunakan wifi gratis, karena dikhawatirkan informasi pribadi bisa dicuri dengan mudah,” tutupnya.