BOGOR, CEKLISSATU - "Perang" menggunakan meriam karbit antara warga Desa Sukamulya dan Desa Sukamakmur Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, akan kembali "pecah" pada Rabu-kamis  (3- 4 mei 2023) ini. Kedua desa kini sudah menyiapkan puluhan meriam dan ribuan golong petasan


"Perang" atau adu meriam karbit antar kedua desa ini sejatinya sudah menjadi tradisi sejak 2007 lalu. Beben Suhendar, Camat Sukamakmur ketika itu adalah penggagas event adu meriam karbit antar kedua desa tersebut, sejak itu kegiatan serupa rutin dilakukan setiap tahun setelah Lebaran Idul Fitri.


Meriam Karbit dibuat warga menggunakan pohon kelapa dan randu yang lumayan besar, pohon tersebut dibelah dan ditengahnya dibuat bolongan dan kemudian dikat kembali. Lalu dimasukan karbit dan air sebagai bahan peledak. Sekali ledakan rata-rata menghabiskan satu kilogram karbit untuk satu meriam dan suara ledakan sangat menggelegar. 

Baca Juga : MUI Bogor Kecam Penembakan Kantor Ulama Pusat


"Masing-masing desa pada kegiatan tersebut nantinya akan mengadu suara meriam disertai rentetan ledakan petasan serta pukulan bedug  bertalu talu" kata Asep salah seorang warga, Selasa 02 Mei 2023.

IMG-20230502-WA0092.jpg
Beben Suhendar anggota DPRD Kabupaten Bogor dari fraksi Gerindra


Sang penggagas adu meriam karbit, Beben Suhendar yang ditemui menyatakan apresiasinya atas terus berlanjutnya adu meriam karbit di kedua desa tersebut.


"Selain menjadi ajang silaturahmi , kegiatan itu juga menjadi hiburan bagi warga. Ribuan warga biasanya akan tumpah ruah menyaksikan kegiatan tersebut," kata Beben.


Tidak hanya di Kecamatan Sukamakmur ketika dipercaya sebagai Camat Jonggol, pada 2016, Beben juga menggagas kegiatan serupa antara Desa Sirnagalih dan desa Bendungan. 


"Alhamdulillah bisa berlanjut bahkan kini meluas antar desa di Kecamatan cariu," terang Beben Suhendar yang kini Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi Gerindra.


Dia menyebutkan, sejatinya adu meriam karbit sudah ada di wilayah Bogor Timur sejak tahun 60an di Desa Jonggol antara Kampung Haurkuning Vs Kampung Karni dibatasi kali cipatujah biasanya berlangsung 2 sampai 3 hari tradisi itu kemudian kita laksanakan di empat desa tersebut  jelas beben yg juga sebagai penggagas "Car Free Day Jonggol".


Adu meriam karbit ini menurutnya, benar-benar hiburan dari rakyat untuk rakyat dan biaya pengadaan perlengkapan meriam karbit yang bisa mencapai ratusan juta rupiah diadakan warga secara swadaya. Dalam adu meriam karbit pemenangnya ditentukan apabila salahsatu pihak kehabisan logistik karbit maupun petasan walau tanpa disediakan hadiah. Jadi murni hiburan.


"Kita berharap tradisi ini akan terus berlanjut ke depannya, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal untuk datang ke wilayah Bogor Timur," terangnya.