JAKARTA,CEKLISSATU -.Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) melaporkan bahwa setiap hari sekitar 160 anak meninggal di Gaza karena serangan Israel yang telah berlangsung selama satu bulan.

"Rata-rata sekitar 160 anak terbunuh setiap hari berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Palestina)," kata pejabat WHO Christian Lindmeier dalam konferensi PBB di Jenewa.

Lindmeier menegaskan kembali "kebutuhan mendesak" akan bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan.

"Ribuan orang di Gaza meninggal dunia, dan mereka yang masih hidup menderita trauma, penyakit, kekurangan makanan dan air," katanya.

"Mereka butuh air, bahan bakar, makanan dan akses yang aman terhadap layanan kesehatan untuk bertahan hidup," lanjut Lindmeier.

"Semuanya sudah siap," katanya, mencatat bahwa logistik, konvoi dan perbekalan sudah siap. Namun, "yang tidak ada adalah akses dan itulah yang diperlukan. Kami memerlukan akses yang aman dan terjamin tanpa hambatan ke pasien dan ke rumah sakit. Menyeberang masuk ke Gaza adalah satu hal, langkah selanjutnya adalah mencapai rumah sakit dan tempat perbekalan."

Mengenai rumah sakit di wilayah utara, dia mengatakan bahwa WHO mampu membawa pasokan ke rumah sakit hanya "sekali".

"Persediaan telah diambil dari tangan kami dan segera dibawa ke ruang operasi karena semua yang dibawa, termasuk anestesi, yang diperlukan pada saat itu juga," kata Lindmeier.

Saat ditanya mengenai klaim Israel bahwa rumah sakit di Gaza menjadi sasaran akibat adanya terowongan Hamas di bawah rumah sakit, dia berkata: "Sebagai WHO, kami tidak dapat memverifikasi apa yang ada di bawah rumah sakit. Yang kami bisa verifikasi adalah apa yang ada di dalam rumah sakit dan di atas tanah dan hal tersebut sangat membutuhkan fasilitas medis."

Di Jalur Gaza, terjadi serangan besar-besaran setelah kelompok Hamas melakukan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober.

Lebih dari 10.328 warga Palestina, termasuk 4.327 anak dan 2.719 perempuan, telah kehilangan nyawa sejak respons terhadap serangan tersebut. Sebaliknya, data resmi menunjukkan hampir 1.600 kematian dari pihak Israel.

Sekjen PBB Antonio Guterres telah mengatakan bahwa "Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak," karena ratusan anak perempuan dan laki-laki tewas atau terluka setiap hari.

Setelah satu bulan berlalu, Badan PBB untuk Palestina, UNRWA, menyatakan bahwa 70 persen penduduk Gaza telah mengungsi.

"Hal ini terjadi seiring dengan ketakutan terus menerus dan kondisi kehidupan yang tidak manusiawi bagi hampir 1,5 juta orang. Tempat perlindungan UNRWA telah mencapai 4 kali lipat dari batas kapasitasnya. Para warga sipil menjadi sasaran pemindahan paksa dan hukuman kolektif," kata UNRWA dalam sebuah pernyataan.