BOGOR, CEKLISSATU - Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia Badan Pengurus Cabang (BPC) Bogor mendorong seluruh insan IPB University dari Mahasiswa hingga Tenaga Kependidikan serta Dosen untuk meningkatkan peran Humas.

Dorongan ini disampaikan dalam Workshop Kehumasan yang diselenggarakan oleh IPB University melalui tema ‘Menjadi Insan Humas Kreatif dan Inovatif di Era Digital’ pada Rabu (23/8) di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga.

Di hadapan anggota gugus komunikasi, admin website unit kerja dan admin media sosial di lingkungan IPB University, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa - Keluarga Mahasiswa (BEM-KM), Duta IPB University, para Kepala Tata Usaha, Tim Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) serta tim Biro Komunikasi IPB University, Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hubungan Masyarakat (BPC Perhumas) Bogor, Mariana RA Siregar menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan BPC Perhumas Bogor.

"Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan organisasi kehumasan, dalam hal ini, Biro Komunikasi IPB University dengan BPC Perhumas Bogor. Semoga kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan peran insan humas di lingkungan IPB University," ujarnya.

Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti menyampaikan bahwa dengan diadakannya workshop ini dan adanya gugus komunikasi di IPB University diharapkan dapat menjadi wahana bertukar informasi antarunit kerja. 

"Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pengelolaan media sosial dan website baik di tingkat institusi maupun unit kerja. Kami menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk support bagi unit kerja yang ada di lingkungan IPB University," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relation (PR) Indonesia Jojo S Nugroho menjelaskan bahwa dalam manajemen kehumasan, untuk mencapai reputasi diperlukan adanya manajemen publisitas.

"Reputasi terbangun melalui perencanaan strategis jangka panjang. Reputasi tidak bisa dibeli. Oleh karena itu reputasi harus dibangun, diperkuat dan dijaga secara terus menerus,” tutur dia.

Lanjutnya, reputasi dibangun melalui perencanaan strategis jangka panjang dengan cara menyusun strategi komunikasi. Strategi tersebut berguna untuk menyampaikan pesan secara efektif kepada audiens tertentu melalui saluran yang tepat.

“Reputasi terbangun dari kinerja baik dan dikomunikasikan dengan storytelling yang kreatif, kemudian dijaga lewat strategi komunikasi yang inovatif," pungkasnya.

Narasumber kedua yakni Dr N Nurlaela Arief, Wakil Ketua Umum Bidang Pelatihan Kehumasan, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia. Ia memaparkan materi 'Artificial Intelligence (AI) dalam Kehumasan’.

"Terdapat lima klasifikasi teknologi AI dalam dunia kehumasan. Pertama, AI membantu untuk menyelesaikan tugas. Kedua, AI berfungsi untuk mengidentifikasi opini dan persepsi audiens terhadap barang atau jasa," jelasnya.

Ketiga, teknologi AI, lanjut dia, dapat mengotomatiskan berbagai tugas dan pekerjaan. Keempat, AI berfungsi untuk pengumpulan data dalam pengambilan keputusan. Terakhir teknologi AI dapat mengelola informasi berdasarkan jenis data yang tidak terstruktur.

"Best practice untuk menggunakan tools AI dalam campaign PR, kita harus menentukan tujuan, memilih tool yang tepat, memonitoring analisis data, mengevaluasi dan pastikan privasi atau keamanan data," tuturnya.