JAKARTA, CEKLISSATU - Pendidikan karakter Pancasila dalam menggunakan media digital menjadi penting untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. 

Oleh karena itu, penggunaan media digital harus diimbangi dengan pembinaan karakter Pancasila yang positif dan beretika. Selain itu, peran sekolah, guru, dan orang tua sangat penting dalam membentuk karakter Pancasila melalui media digital.

Media digital memiliki peran penting dalam membentuk karakter Pancasila, karena saat ini hampir semua orang menggunakan media digital untuk berkomunikasi, mencari informasi, dan berinteraksi dengan orang lain.

Station Manager Radio Thomson News Bali, John Patrick Jonathans mengatakan, karakter Pancasila adalah karakter yang terbentuk dari nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral, etika, dan kejujuran yang menjadi pijakan dalam tindakan dan perilaku seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga : Tips Jaga Keberagaman dan Nilai Pancasila di Dunia Digital

Menurut John, pendidikan karakter Pancasila penting untuk membentuk generasi muda yang berkarakter, beretika, dan berbudaya, sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. 

Media digital memiliki peran penting dalam membentuk karakter Pancasila, karena saat ini hampir semua orang menggunakan media digital untuk berkomunikasi, mencari informasi, dan berinteraksi dengan orang lain,” katanya dalam Webinar Literasi Digital dengan tema ‘Pendidikan Karakter Pancasila Dalam Bermedia Digital’ pada Kamis 6 April 2023.

Dia menambahkan, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, menghargai keberagaman dan toleransi dalam bermasyarakat, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keadilan sosial, menerapkan nilai-nilai kejujuran dan kejuangan dalam bekerja. 

“Peran media digital dalam Pendidikan karakter Pancasila yaitu Sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan diri, sebagai wadah diskusi dan berbagi informasi, sebagai media promosi dan E-Discussion penyebaran nilai-nilai Pancasila,” tambah John. 

Menurut John, tantangan pendidikan karakter Pancasila dalam bermedia digital yaitu media digital memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, namun tidak semua informasi yang tersedia di media digital benar dan bermutu.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan literasi digital kepada anak muda agar dapat memilah dan memilih informasi yang akurat dan bermutu,” ujarnya. 

Pendidikan karakter Pancasila dalam bermedia digital menjadi penting untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara. 

“Oleh karena itu, penggunaan media digital harus diimbangi dengan pembinaan karakter Pancasila yang positif dan beretika. Selain itu, peran sekolah, guru, dan orang tua sangat penting dalam membentuk karakter Pancasila melalui media digital,” imbuhnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI Mar. (Purn) Sturman Panjaitan mengatakan,  bahwa Pancasila yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan agama dan Pancasila tidak berbenturan dengan agama dan adat istiadat di seluruh Indonesia.

“Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah, maka dari itu Pancasila berperan penting dalam menjaga kesatuan bangsa Indonesia beserta seluruh sumber daya alamnya dari tangan asing,” ucapnya. 

Sturman menyebut, pergerakan media pada saat ini sudah beralih ke media sosial dan ruang digital, di mana sudah tidak ada lagi batasan ruang dan waktu, adapun ancaman ancaman di ruang digital terdapat narasi narasi yang bisa memecah belah bangsa yang terserbar secara terstruktur, sistematis dan masif. 

 “Kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila di setiap silanya dalam kehidupan kita sehari-hari, dimulai dari hal-hal terkecil kita termasuk di ruang digital,” ujarnya. 

Ketua Wilayah Bamag LKKI Provinsi Kep. Riau, Pdt. Markus Panjaitan mengatakan, zaman digital memberikan banyak perubahan  bagi masyarakat. Seiring berkembangnya  IPTEK yang dilengkapi dengan internet,  fashion, dan kehidupan yang berkembang  sangat pesat. 

Era digital ditandai dengan kondisi kehidupan atau zaman di mana semua kegiatan yang  mendukung kehidupan sudah dipermudah  dengan adanya teknologi. Hal ini berdampak  akan terjadinya beberapa perubahan tingkah  laku dan kebiasaan, yang tidak jarang  kebiasaan mengarah pada buruk.

“Bermedia digital setidaknya memiliki dua tantangan yang harus  dihadapi. Tantangan ini bisa diatasi dengan menerapkan literasi  digital dalam setiap penggunakan teknologi informasi dan  komunikasi,” katanya. Tantangan paling kuat dari bermedia digital adalah arus informasi  yang banyak. Artinya masyarakat terlalu banyak menerima  informasi di saat yang bersamaan. 

“Dalam hal inilah bermedia digital  harus digunakan untuk mencari, menemukan, memilah serta  memahami informasi yang benar dan tepat. Konten negatif juga menjadi salah satu tantangan era literasi digital,” ucapnya

Dia memberikan contoh seperti konten pornografi, isu SARA dan lainnya. Kemampuan individu  dalam mengakses internet, khususnya teknologi informasi dan komunikasi,  harus dibarengi dengan literasi digital

“Sehingga individu bisa mengetahui,  mana konten yang positif dan bermafaat serta mana konten negatif,” ujarnya.

Sementara itu Dirjen Aplikasi  Informatika (Aptika) Kemeterian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat semakin mempertegas kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia.

"Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi SDM," tutup Semuel.