TRENGGALEK, CEKKISSATU - Banjir bandang dengan ketinggian mencapai 1,75 meter merendam pusat kota dan beberapa kecamatan di Trenggalek, Jawa Timur. 

Banjir terparah terjadi di wilayah Kelurahan Tamanan dan Kelutan. Ribuan orang mengungsi. 

RSUD dr. Soedomo Trenggalek terpaksa menutup layanan rawat jalan dan mengevakuasi puluhan pasien rawat inap di lantai I akibat genangan banjir masuk ke sejumlah ruang pelayanan rumah sakit.

"Hari ini semua pelayanan rawat jalan sementara diliburkan karena banjir masuk ke ruang-ruang pelayanan poliklinik," kata Humas RSUD dr. Soedomo Trenggalek Sujianto, Selasa 18 Oktober 2022.

Banjir mulai terjadi dan menggenang rumah sakit sekitar pukul 06.30 WIB. Debit air banjir terus meningkat juga masuk halaman rumah sakit daerah tersebut hingga area poliklinik dan sejumlah instalasi layanan di lantai I.

Ketinggian air dilaporkan mencapai sekitar 50-65 cm. Untuk mencegah dampak lebih buruk seiring banjir yang kian meluas, manajemen RSUD dr. Soedomo segera mengambil langkah mitigasi dengan mengevakuasi puluhan pasien dari lantai I ke lantai II. 

"Tapi ini potensi bisa naik, karena hujan masih terus, air juga kelihatannya masih deras dari arah sungai. Untuk semua pasien yang ada di lantai I, sudah dilakukan evakuasi ke lantai II, IIi atau IV RSUD," ujarnya.

Belum ada laporan korban jiwa jiwa dalam bencana hidrometeorologi tersebut. Namun kerugian dampak banjir diperkirakan mencapai puluhan miliar mengingat banyaknya rumah yang terendam, infrastruktur rusak serta areal pertanian tertutup genangan air hingga menyerupai telaga.

Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspita Sari menyatakan, selain Kecamatan Trenggalek, banjir juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Karangan, Gandusari dan Pogalan.


"Proses evakuasi terus dilakukan oleh Basarnas bersama petugas gabungan TNI/Polri, Satpol PP serta ratusan relawan dari berbagai elemen masyarakat," kata Puspita. 

Kondisi cuaca yang cenderung basah membuat warga kembali was-was banjir susulan kembali memicu naiknya permukaan genangan air di wilayah pemukiman.

Dampak banjir juga menyebabkan arus lalu lintas dari dan menuju pusat kota putus total.

 Banyak kendaraan dari arah Tulungagung, terutama angkutan umum, memilih berhenti dan parkir di pinggir jalan untuk menunggu banjir surut.