SUKABUMI, CEKLISSATU - Puluhan perahu nelayan di Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi rusak usai dihantam gelombang tinggi air laut. 

Puluhan perahu rusak terjadi pada Jumat, 23 Desember 2022. Dilaporkan, gelombang tinggi sudah terjadi sejak Kamis, 22 Desember hingga 25 Desember 2022. 

Puluhan perahu yang terparkir di dermaga Ujung Genteng rusak karena saling bertabrakan saat gelombang 3-4 meter menghantam. Beberapa perahu yang masih bisa diselamatkan dievakuasi sementara ke daratan.

Ketua Kerukunan Nelayan Ujung Genteng, Asep Jeka menyebut ada sekitar 40 perahu nelayan yang rusak. 

"Saat ini kurang lebih ada 40 perahu rusak ringan akibat kejadian gelombang tinggi ini. Perahu yang masih bisa diselamatkan dievakuasi dulu di darat," kata Asep Jeka, Minggu, 25 Desember 2022.

Tak hanya itu, akibat gelombang pasang air laut ini juga mengakibatkan para nelayan tak bisa melaut mencari ikan. Para nelayan sementara waktu diminta untuk berdiam diri, setidaknya sampai kondisi gelombang air laut kembali seperti biasa.

"Keselamatan nyawa para nelayan harus diutamakan," ujar Asep Jeka. 

Aktivitas melaut akan kembali dilakukan setelah ada pengumuman resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai kondisi gelombang air laut.

"Sudah sekitar tiga hari mereka menganggur di rumah. Karena belum ada dermaga dan pemecah ombak, ketika terjadi gelombang tinggi nelayan harus mengamankan perahunya masing-masing," ujarnya. 

Sementara itu, gelombang tinggi air laut menyebabkan badan jalan di Kecamatan Ciemas tergerus ombak. 

Dampaknya kejadian ini kendaraan warga baik roda empat maupun sepeda motor harus berhati-hati pada saat melintas di kawasan tersebut.

Data dari Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, lokasi abrasi pantai yang menggerus jalan tersebut berada di Kampung Cikadal RT 01 RW 02, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

"Kondisi terkini kejadian abrasi pantai yang sudah dilaporkan sebelumnya, saat ini jalan semakin mengalami penyempitan," ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciemas Idrus Stansyah. 

Di mana kini badan jalan tersebut hanya tersisa kurang lebih 1 meter. Kondisi itu sangat membahayakan bagi pengendara baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintas.

Idrus mengatakan, abrasi pantai ini sebelumnya terjadi pada 27 Juli 2022 lalu. Sehingga sebagian badan jalam tergerus dan kini makin bertambah parah abrasinya.

 Idrus menerangkan, badan jalan semakin menyempit diakibatkan tergerus ombak air laut. Jalan ini memanjang pada pinggiran jalan Pantai Cikadal sehingga berdampak pada bagian badan jalan.

Sementara itu, Kepala Kantor BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bahwa gelombang air laut tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Sukabumi-Cianjur mulai tanggal 22 hingga 25 Desember 2022.

"Gelombang air laut yang masuk kategori tinggi berkisar di 2,5 hingga 4 meter dengan arah angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 6-12 knot," ujar Teguh Rahayu dalam keterangan resminya.

Pola gerak angin yang cenderung searah memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang laut. Saat ini juga sedang berlangsung musim angin barat, gelombang tinggi hingga sangat tinggi akan sering terjadi.