JAKARTA, CEKLISSATU – Presiden  Ukraina, Volodymyr Zelensky menganggap Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang akan berdialog dengan Rusia merupakan hal yang tidak berguna.

Zelensky mengatakan, dia telah sampai pada kesimpulan bahwa sikap Rusia sudah tak dapat diubah.

Pernyataan itu menanggapi saran yang dilontarkan Macron bahwa Rusia harus 'dikalahkan bukan dihancurkan' dan agar konflik di Ukraina harus diselesaikan melalui perundingan atau dialog.

"Ini akan menjadi dialog yang tidak berguna. Faktanya, Macron telah membuang-buang waktunya. Saya telah sampai pada kesimpulan bahwa kita tidak bisa mengubah sikap Rusia," tegas Zelensky dalam sebuah wawancara dengan harian Italia Corriere della Sera yang dipublikasikan Minggu 19 Februari 2023 waktu setempat, seperti dilansir dari Reuters Senin 20 Februari 2023.

Baca Juga : Usai Main di Pakansari, 5 Bus Suporter Persib Bandung Rusak Dilempari Batu OTK di Sentul

Zelensky menolak anggapan bahwa sanksi-sanksi Barat yang mendorong Presiden Vladimir Putin ke dalam isolasi.

"Jika mereka telah memutuskan untuk mengisolasi diri mereka dalam mimpi membangun kembali kekaisaran Soviet yang lama, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Itu terserah mereka untuk memilih atau tidak bekerja sama dengan komunitas negara-negara atas dasar saling menghormati. Justru keputusan untuk melancarkan perang yang telah memarginalkan Putin," ucap Zelensky.

Zelensky dan Macron berbicara via telepon. Namun Zelensky tidak membahas soal komentar terbaru Macron dalam percakapan telepon itu.

Mereka membahas soal strategi, termasuk adanya keputusan bersama menjelang peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Pada Jumat 17 Februari 2023 waktu setempat, Macron menyerukan sekutu-sekutu Barat untuk meningkatkan dukungan militer terhadap Ukraina.

Dalam wawancara dengan Journal du Dimanche, Macron menyatakan tidak mempercayai perubahan rezim, bahwa ada sedikit peluang demokratis dari dalam masyarakat sipil Rusia dan tidak ada alternatif untuk membawa Putin kembali ke meja perundingan.

Di sisi lain, Macron menuai kritikan dari sejumlah negara anggota NATO karena memberikan pesan yang berbeda-beda terkait kebijakannya soal perang antara Ukraina dan Rusia.