BOGOR, CEKLISSATU - Himpunan Mahasiswa Sains Komunikasi (HIMAKOM) Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer (FISIPKOM) Universitas Djuanda (Unida) telah sukses melangsungkan program kerja kedua mereka yaitu Communication On Discuss (COD) pada hari Senin, 17 April 2023 via Zoom Meeting pukul 08.00 pagi tadi. 

Dalam diskusi yang mengusung tema "Urgensi PR Dalam Pemecahan Kasus Kebakaran Pertamina Dumai", diskusi ini dimaksudkan untuk membahas soal kasus kebakaran kilang minyak di Dumai serta mengetahui dan menganalisis langkah-langkah yang harus seorang Public Relations (PR) lakukan saat dihadapkan dengan krisis. Materi ini sendiri disebut sebagai Manajemen Krisis dan menjadi salah satu mata kuliah yang akan diambil oleh mahasiswa-mahasiswa Sains Komunikasi di semester 6 nanti.

Ketua Pelaksana acara Communication on Discuss (COD) Nurul Assyifaturohmah dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara COD ini diselenggarakan untuk memicu sisi kreatif dan kritis mahasiswa dalam menangani permasalahan krisis di perusahaan. 

"Acara ini sangat bermanfaat bagi kelak mahasiswa-mahasiswa yang akan mengambil peminatan Public Relations (PR) dengan belajar langsung dari ahlinya sendiri. Saya ingin diskusi ini berlangsung secara santai dan tidak terlalu formal agar materi yang disampaikan mudah dipahami meskipun temanya cukup berat. Semoga dengan dilaksanakannya acara ini, kita semua mendapatkan tamabahan ilmu baru untuk belajar lebih dalam lagi mengenai PR," ujarnya. 

Muhamad Hilmi selaku Ketua HIMAKOM sendiri turut menyetujui perkataan Ketua Pelaksana tentang pentingnya acara ini untuk diikuti oleh mahasiswa Sains Komunikasi dan mengapresiasi kerja keras panitia serta kehadiran para peserta yang memiliki niat dan semangat untuk memperdalam wawasan mereka tentang PR. 

"Acara ini dapat berhasil direalisasikan hari ini itu tidak lain karena adanya kerja keras dan upaya para panitia serta keantusiasan peserta untuk menghadiri acara ini. Oleh karenanya, saya ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada Ketua Pelaksana, panitia, dan tentu saja peserta yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk menghadiri diskusi ini. Semoga acara yang kami langsungkan ini dapat bermanfaat bagi semua orang," ucapnya. 

Dengan mendatangkan seorang Communicant Specialist sebagai pemateri bernama Azela M. Yunarko, rangkaian acara ini dimulai dengan pemaparan singkat soal kronologi kejadian kebakaran kilang minyak Dumai pada tanggal 1 April 2023 lalu yang telah terjadi sebanyak 3 kali sebelum ini. Kemudian, peserta pelan-pelan diajak masuk mengenal tentang manajemen krisis dan pemaparan materinya. Setelah kegiatan pemaparan materi berlangsung, peserta diberikan waktu untuk berbagi pendapat mengenai perspektif mereka soal kasus ini dan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung aktif sehingga acara diskusi ini dapat berakhir dengan meriah. 

"Setidaknya ada 4 tahap yang harus dilakukan saat suatu instansi dihadapkan dengan krisis. Yang pertama, identifikasi krisis berupa pengumpulan informasi. Bisa itu berupa observasi ke lapangan, interview warga sekitar, monitoring media online, atau menyebarkan survei. Yang kedua, adalah penilaiain krisis terhadap temuan. Temuan ini berupa informasi penting mengenai lokasi kejadian, kronologi kejadian, penyebab, waktu, informasi pendukung, sampai ke opini beredar dan masih banyak lagi. Yang ketiga ada isolasi krisis dengan melakukan pencegahan penyebaran krisis dengan menyusun strategi dan taktik serta yang terakhir itu resolusi, langkah-langkah yang diambil untuk masa pemulihan dari krisis," kata praktisi yang pernah menjadi Ketua PERHUMAS Muda Yogyakarta ini.

Menurut penuturan Azela sendiri, dalam pembuatan strategi dan taktik seharusnya relevan dengan visi dan misi perusahaan agar tidak ada strategi yang tidak tepat sasaran atau terkesan tak penting. Oleh sebab itu, pentingnya memahami target audiens dari kasus permasalahan ini agar tepat sasaran. Azela sendiri menyarankan untuk menggunakan metode SMART, salah satu metode yang sering dipakai para ahli-ahli Komunikasi dalam menyusun strategi dan taktik yang efektif. 

Harapannya ke depan, para peserta dapat bisa berpikir strategis dan menyeluruh jika suatu saat nanti perusahaan, lembaga, atau suatu instansi tempat bekerja dihadapkan dengan krisis yang tak bisa terelakkan, para mahasiswa dapat mengatasinya dengan ilmu yang didapat.