JAKARTA, CEKLISSATUEkonomi Jawa Tengah tumbuh 5,31%, di mana perbaikan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,24 persen.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dari sisi  lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari lapangan usaha (LU) transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan.

"Peningkatan lapangan usaha transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan tersebut juga tercermin pada kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang mencapai 11,70 persen, lebih tinggi dari 2021 yang ada di angka 5,81 persen," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra dalam keterangannya, Kamis 9 Februari 2023.

Baca Juga : Inflasi di Jalur Positif, IMF: Pertempuran Belum Selesai

Inflasi Jawa Tengah juga berada pada level terjaga, dengan kecenderungan yang semakin membaik dalam sasaran inflasi yang ditetapkan. Pada Januari 2023, inflasi Jawa Tengah mengalami tercatat sebesar 0,32 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

Penurunan inflasi disebabkan oleh inflasi komponen Administered Price (AP) yang dipengaruhi oleh penurunan harga bensin seiring dengan penyesuaian harga untuk beberapa jenis bensin terutama non subsidi.

Namun demikian, kenaikan beberapa komoditas strategis, seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah menahan penurunan inflasi yang lebih dalam.

Peningkatan harga pada komoditas-komoditas dimaksud disebabkan belum masuknya masa panen komoditas beras dan curah hujan yang tinggi yang berdampak pada komoditas hortikultura.