JAKARTA, CEKLISSATU – Dana Moneter Internasional atau IMF terus mengingatkan untuk tetap mewaspadai laju inflasi yang mulai di jalur positif di beberapa negara.
 
Bank Sentral mengeluarkan kebijakan ketat, aitu dengan menaikkan suku bunga. 

Hal itu menjadi salah satu yang mendorong penurunan inflasi di beberapa negara.

"Berita tentang inflasi menggembirakan, tetapi pertempuran masih jauh dari selesai," tutur Pierre-Olivier Gourinchas, Kepala Ekonom dan Direktur Riset & Pengembangan IMF, dalam paparan World Economic Outlook Update January 2023 yang disiarkan secara Live di YouTube IMF, Selasa 31 Januari 2023.

Baca Juga : Bandung Jadi Kota Terbaik Dengan Indeks Literasi Ekonomi Digital

Menurut Pierre, Bank Sentral diharapkan dapat mempertahankan kebijakan moneter ketatnya sampai inflasi inti benar-benar di jalur penurunan, karena tekanan inflasi masih tinggi.

"Melonggarkan (kebijakan moneter) terlalu dini dapat merusak sebagian besar keuntungan yang dicapai sejauh ini," ucap Pierre.

Dalam paparan tersebut, IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,9% pada 2023, lebih tinggi dari outlook atau proyeksi terakhir mereka pada Oktober 2022 yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya 2,7%.

Oleh karena itu, IMF mengibaratkan prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini tidak akan sesesuram seperti perkiraan sebelumnya.

"IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 mencapai 3,4% dan tumbuh melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat menjadi 3,1% pada 2024," tutup Pierre.