BOGOR, CEKLISSATU– Universitas Djuanda melaksanakan program refleksi yang merupakan rangkaian kegiatan dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan mengunjungi Vihara Maha Brahma Pan Kho Bio Bogor pada hari sabtu (04/11). PMM yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2020 itu dilaksanakan dengan teknis mobilitas mahasiswa selama satu semester. 


Pada program tersebut, mahasiswa berkesempatan mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di indonesia sebagai upaya memberikan pengetahuan kebudayaan, dan memperkuat persatuan dalam keberagaman.


Mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 Universitas Djuanda (UNIDA) kunjungi Vihara Maha Brahma Pan Kho Bio dalam agenda refleksi toleransi umat beragama. Vihara ini merupakan Klenteng yang digunakan sebagai tempat beribadah masyarakat dengan beragam kepercayaan. Penggunaan nama Vihara karena kebijakan Orde Baru. 

Baca Juga : BPBD Catat 16 Bencana Landa Kabupaten Bogor Dalam Sehari


Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda sekaligus Pembimbing Modul Nusantara Kelompok 1 Sadulur Kadeudeuh Faisal Tri Ramdani memaparkan bahwasannya kegiatan ini menjadi salah satu outcome dalam kerangka kerja logis modul nusantara yaitu Mahasiwa mampu memiliki peningkatan toleransi dalam menjaga kebinekaan global.


“Outcome yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mahasiwa mampu memiliki peningkatan toleransi dalam menjaga kebinekaan global melalui kegiatan observasi dan diskusi yang juga menghadirkan narasumber sebagai bentuk refleksi dalam menjalankan kegiatan modul nusantara,” ujarnya.


Sebelum menjadi Klenteng, tempat ini diketahui keberadaannya sejak zaman Pajajaran dan merupakan petilasan (tempat peristirahatan) Raja Prabu Siliwangi. Ditemukan kembali pada tahun 1703 oleh tim ekpedisi Abraham van Riebececk dan dibangun ulang pada tahun1980. 


Tak hanya itu, Klenteng ini juga dinobatkan sebagai cagar budaya pada tahun 2012.  Di dalamnya terdapar altar dewa dan dewi ajaran Buddha, salah satunya adalah Pan Kho, dewa yang dipercaya menciptakan kehidupan.  Kemudian terdapat petilasan Prabu Surya Kencana dari Kerajaan Pajajaran, dan makam Embah Imam leluhur penyebar ajaran islam masa Kerajaan Pajajaran.


Uniknya, di dalam Klenteng ini disediakan tempat beribadah untuk umat islam, lengkap dengan peralatan shalatnya.


Chandra, pengurus Vihara Pan Kho Bio menyampaikan, Klenteng ini secara aktif dan rutin mengadakan pengajian juga peringatan-peringatan hari besar islam.


"Mayoritas masyarakat di Polu Geulis ini muslim, tempat ini sering dijadikan tempat pengajian, peringatan maulid dan sedekah," jelasnya.


Indriyani Paluvi, anggota Modul Nusantara kelompok 1 Sadulur Kadeudeuh mahasiswi asal Universitas Islam Riau menyampaikan kekagumannya akan nilai toleransi antar umat beragama.


"Dengan toleransi yang tinggi, di tempat ini masyarakat dengan latar agama berbeda dapat beribadah dalam satu bagunan. Hal ini menginspirasi saya untuk membangun nilai toleransi yang sama di daerah asal," katanya.