NEW YORK, CEKLISSATU - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memperingati Hari Nakba Palestina ke-75 tahun. Hal itu diputuskan melalui resolusi pro-Palestina yang diadopsi organisasi tersebut pada Rabu 30 November 2022.

"Peringatan 75 tahun Nakba, termasuk dengan menyelenggarakan acara tingkat tinggi di Aula Majelis Umum pada 15 Mei 2023," melalui kutipan resolusi Majelis Umum PBB, Kamis 1 Desember 2022.

Nakba merupakan peristiwa di mana banyak warga palestina yang meninggalkan tempatnya secara massal. Setidaknya sekitar 750 ribu warga angkat kaki akibat pembentukan negara Israel pada tahun 1948 dan biasa diperingati pada 15 Mei setiap tahunnya.

Resolusi Nakba ini diajukan oleh Mesir, Yordania, Senegal, Tunisia, Yaman, dan Palestina yang mendapat 90 dukungan. Sementara itu, 30 negara menentang dan 47 lainnya memutuskan abstain.

Terdapat Israel, Australia, Kanada, Denmark, Jerman, yunani, Hongaria, Italia, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara yang menolak resolusi peringatan Nakba ini. Ukraina memilih abstain lantaran Kyiv diketahui mulai bersitegang dengan Israel lantaran mendukung resolusi anti-Israel awal bulan ini.

Selain itu, PBB juga turut mengadopsi resolusi yang meminta Israel untuk menghentikan semua tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional. Hal itu bertujuan mengubah komposisi demografis, karakter dan status Wilayah Pendudukan Palestina.

Resolusi itu berjudul "Penyelesaian damai atas masalah Palestina". Resolusi juga menyerukan upaya kepada semua pihak untuk menuju perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah sesuai dengan resolusi PBB, termasuk resolusi 2334 Dewan Keamanan PBB, kerangka acuan Madrid, Prakarsa Perdamaian Arab, dan peta jalan kuartet.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan jika resolusi itu merupakan satu-satunya tujuan untuk menyalahkan apa yang terjadi di Timur Tengah semata-mata pada Israel sambil membebaskan Palestina dari segala tanggung jawab.

"Kebohongan orang Palestina tidak boleh lagi diterima di panggung dunia, sama seperti badan ini harus berhenti membiarkan orang Palestina terus memegang kendali. Saya mendesak Anda semua untuk berhenti secara membabi buta mendukung fitnah Palestina." ujar Erdan mengutip dari The Times of Israel.

Sementara itu, Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyambut resolusi yang diadopsi PBB. Ia berujar tidak ada solusi dari dua negara tanpa Palestina yang diakui sebagai negara berdaulat dan merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

"Siapa pun yang serius dengan solusi dua negara harus membantu menyelamatkan negara Palestina dan mengakuinya sekarang tanpa ditunda-tunda lagi," ujarnya.