MOSKOW, CEKLISSATU – Rusia mengecam sikap diam media Barat atas serangan militer Ukraina yang menyasar rumah sakit bersalin di Donetsk, awal pekan ini. Moskow pun menilai sikap tersebut sebagai bentuk standar ganda Barat dalam memandang konflik di Ukraina.

Wakil Tetap Utusan Pertama Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy mengatakan, dia tidak melihat satu pun kecaman dari media Barat atas penembakan RS bersalin di Donetsk oleh pasukan Ukraina.

"Di mana reaksi Media Barat? Semua @BBCWorld, @ReutersWorld, @AFP dll yang berteriak tentang kerusakan rumah sakit bersalin di Mariupol yang digunakan oleh kaum nasionalis Ukraina sebagai posisi tembak? cuit Polyanskiy di Twitter, Selasa 14 Juni 2022.

Seorang koresponden kantor berita Rusia, Sputnik pada Senin 13 Juni 2022, melaporkan bahwa sebuah proyektil dari pasukan Ukraina menghantam atap sebuah rumah sakit bersalin di Donetsk. Para perempuan dan pasien pun dievakuasi ke ruang bawah tanah. 

Baca Juga : Setelah Donbas, Rakyat Kherson Ingin Bergabung dengan Rusia

“Berkat tindakan cepat para pegawai RS, tidak ada korban luka,” ungkap kantor berita RIA.

Serangan militer Ukraina dilaporkan meningkat di wilayah Donetsk pada Senin kemarin. Sedikitnya lima orang tewas, salah satunya seorang anak. Sementara sedikitnya 22 orang terluka akibat serangan pasukan Ukraina itu.

Kantor berita lokal sebelumnya menunjukkan foto-foto kios yang terbakar di Pasar Maisky. Beberapa mayat tampak tergeletak di tanah.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, para pejabatnya telah melihat laporan tentang serangan di rumah sakit itu. “Ini sangat meresahkan. Setiap serangan terhadap infrastruktur sipil, terutama fasilitas kesehatan, jelas merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Dujarric.

Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berulang kali mengatakan bahwa salah satu alasan Moskow melakukan operasi militer di Ukraina adalah untuk melindungi orang-orang penutur Bahasa Rusia di Donetsk. Pasalnya, mereka kerap kerap sekali mengalami penganiayaan dan menjadi korban serangan oleh orang-orang Ukraina.