JAKARTA, CEKLISSATU - Harga minyak dunia di Asia pada perdagangan Kamis jatuh, ekonomi Amerka Serikat (AS) melemah. 

Ekonomi AS yang lemah meningkatkan kekhawatiran atas potensi resesi global dan pengurangan permintaan minyak dunia

"Reli minyak mentah berhenti karena melawan hambatan yang diciptakan oleh data ekonomi yang lemah. Ini mengimbangi fundamental yang lebih positif," kata ANZ Research dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters, Kamis 6 April 2023.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 41 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 84,58 dolar AS per barel pada pukul 06.16 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 45 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 80,16 dolar AS per barel.

Baca Juga : Silicon Valley Bank Runtuh, Harga Minyak Mentah Terperosok

Sektor jasa-jasa AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Maret, karena permintaan mendingin, sementara ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis jasa-jasa turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun, memberi Federal Reserve dorongan dalam perang melawan inflasi.

Bank sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga lebih besar dari yang diperkirakan pada Rabu (5/4/2023) dan India kemungkinan akan menjadi yang berikutnya untuk meningkatkan suku bunga acuannya.

Sementara itu, lowongan pekerjaan AS pada Februari turun ke level terendah dalam hampir dua tahun, menunjukkan pasar tenaga kerja sedang mendingin.

Banyaknya data ekonomi yang lemah memperburuk sentimen pasar, memicu kekhawatiran resesi dan mendorong investor untuk mengadopsi strategi penghindaran risiko.

Mendasari pasar, Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menaikkan harga minyak mentah andalannya untuk pembeli Asia selama tiga bulan berturut-turut.

"Ini menunjukkan penguatan lebih lanjut dalam permintaan di kawasan ini," kata ANZ Research.