JAKARTA, CEKLISSATU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung merilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Kota Bandung Mei 2024.

Berdasarkan data BPS tersebut, pada Mei 2024 Kota Bandung terjadi deflasi Month to Month (MtM) sebesar -0,06%, inflasi Year on Year (YoY) sebesar 2,27% dan inflasi YtD sebesar 1,11%

Jumlah ini lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Barat dan Nasional secara YoY.

Baca Juga : BPS Rilis Inflasi Jakarta Turun Selama April 2024, BI Sebut Ini Sebabnya

Melansir data BPS Kota Bandung,Senin 3 Juni 2024, inflasi YoY Jawa Barat berada di angka 2,78 persen, dan Nasional di angka 2,84 persen.

Data inflasi Year to Date (YtD) Kota Bandung dilaporkan menyentuh angka 1,11 persen. Angka ini lebih rendah dibanding capaian di skala Jawa Barat (1,15 persen) dan Nasional (1,16 persen).

Adapun inflasi MtM Kota Bandung sebesar -0,06 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Jawa Barat (-0,12 persen), tetapi masih lebih tinggi dibandingkan Nasional (-0,03 persen).

Baca Juga : Ini Pesan Bey Machmudin Usai Melantik Pj Wali Kota Bogor Hery Antasari

Selanjutnya, data BPS Kota Bandung menunjukkan penyumbang utama deflasi bulan Mei 2024 secara MtM adalah kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil -0,12%.

Sedangkan penyumbang utama inflasi bulan Mei 2024 secara YoY adalah:

- Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 1,64%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah telur ayam ras;

Baca Juga : Dorong Peningkatan Kesejahteraan Petani Kopi, IPB University Kenalkan Program TEEBAgriFood Indonesia

- Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil 0,28%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan;

- Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran dengan andil 0,18%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk.

Lebih rinci, andil inflasi YoY dipengaruhi Emas Perhiasan (0,67 persen), Sigaret Kretek Mesin (0,29 persen), Bawang Putih (0,25 persen), Bawang Putih (0,12 persen), serta Nasi Dengan Lauk (0,10 persen).

Baca Juga : Inflasi Nasional Terkendali, Tito Karnavian Ingatkan Pemda Jangan Terlena

Dengan andil deflasi dari komoditas: Bahan Bakar Ruta (-0,24 persen), Minyak Goreng (-0,20 persen), Cabai Rawit (-0,04 persen), Bensin (-0,04 persen), Telur Ayam Ras (-0,04 persen). 

Lalu, andil inflasi YtD dipengaruhi: Beras (0,34 persen), Emas Perhiasan (0,20 persen) Sigaret Kretek Mesin (0,15 persen), Bawang Merah (0,11 persen), dan Bawang Putih (0,08 persen).

Dengan andil deflasi Cabai Rawit (-0,22 persen), Cabai Merah (-0,20 persen), Bensin (-0,04 persen), Bahan Bakar Ruta (-0,03 persen), dan Labu Siam/Jipang (-0,02 persen). 

Baca Juga : Pasar Murah Kadin Kabupaten Bogor, Asmawa Tosepu: Komitmen Pemkab dan Stakeholder Kendalikan Inflasi Daerah

Terakhir, andil inflasi M-to-M dipengaruhi komoditas Telur Ayam Ras (0,03 persen), Bawang Merah (0,02 persen), dan Bawang Putih (0,02 persen).

Beberapa komoditas yang memberi andil deflasi antara lain: Daging Ayam Ras (-0,05 persen), Beras (-0,05 persen), Cabai Rawit (-0,04 persen), Cabai Merah (-0,04 persen), Tomat (-0,02 persen), Minyak Goreng (-0,02 persen) dan Kentang (-0,01 persen).