JAKARTA, CEKLISSATU - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy mengaku PDI-P membujuk PPP untuk berkoalisi memenangkan Pilpres 2024 mendatang.

Ajakan itu terjadi ketika Romy sapaan akrabnya bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto pada Rabu 1 Maret 2023 lalu.

"Tentu tidak terhindarkan kita juga membahas kemungkinan-kemungkinan koalisi karena pilpres juga sudah dekat. Ajakan koalisi kepada PPP oleh Mas Hasto sebenarnya sudah lama, sejak Plt Ketum Pak Harso (Soeharso Monoarfa)," ujar Romy, Senin 6 Maret 2023.

Romy menjelaskan, PDI-P mengajak PPP berkoalisi karena selalu mengingat amanat dari tokoh NU Maimoen Zubair kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, di mana PDI-P harus ikut menjaga PPP.

Selain itu, PDI-P dan PPP juga memiliki sejarah dalam hal pencalonan. Misalnya seperti ketika Megawati menjadi Presiden ke-5, Wakil Presiden nya adalah Hamzah Haz dari PPP.

Kemudian, contoh lainnya adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

"Alasannya sederhana, amanat almarhum Mbah Maimoen sebelum wafat ke Bu Mega untuk ikut menjaga PPP. Yang kedua, sejarahnya ada zaman Mega-Hamzah maupun yang mutakhir Ganjar-Yasin," tuturnya.

Walau begitu, kata Romy, ajakan PDI-P ini sifatnya masih berupa penjajakan. Sebab, Mukernas partai yang akan menentukan ke poros mana PPP akan berlabuh untuk Pemilu 2024.

Lantas, bagaimana dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tempat PPP saat ini bernaung? Romy menyebut PPP masih 'pacaran' di KIB, belum tentu lanjut hingga ke jenjang 'pernikahan'.

"Lho, KIB itu kan istilah anak muda sekarang baru 'pacaran'. Bahkan tunangan saja belum tentu berlanjut pernikahan. Kata para pejuang cinta, sebelum janur melengkung usaha tak boleh kendor," imbuh Romy.


Sumber: Kompas.com