BOGOR, CEKLISSATU— Puluhan supir angkutan umum jurusan Dramaga Petir melakukan aksi  protes dan meminta akses jalan bisa diberlakukan buka tutup. Musababnya, saat ini jalan dialihkan ke Perumahan Alam Sinarsari sampai proyek jalan selesai 3 November 2022.


"Yang jelas keinginan semua supir ada sistem buka tutup jalan dan tidak mau lebih atau kurang, makanya saya sebagai supir menyampaikan aspirasi kepada yang punya jalan," ungkap perwakilan supir Hasanudin ketika ditemui wartawan usai pertemuan dengan Camat Dramaga, Senin 26 September 2022.


Hasanudin mengaku selama proyek masih berjalan akses menjadi macet akibat volume kendaraan yang cukup tinggi. Dan saat ini belum ada kesepakatan dari pihak proyek jalan


"Kemacetan terjadi sebab dari arah terminal laladon ke dramaga tidak akan muat untuk volume kendaraan dengan ukuran jalan kurang dari 5 meter," tegasnya.


Sementara itu Camat Dramaga  Tenny Ramdhan menjelaskan pertemuan dilakukan untuk mencari solusi kedepan terkait permintaan supir agar ada sistem buka tutup jalan.


"Sebetulnya sudah ada titik temu, hanya ada dua alternatif buka tutup jalur dan kedua melalui akses perumahan alam Sinarsari," tuturnya.


Namun keinginan para supir agar jalur tersebut dibuka tutup, ada konsekuensi pekerjaan ada keterlambatan atau mundur waktu yang harus di adendumkan.


"Saat ini kami menunggu keputusan dari pejabat pembuat komitmen dari DPUPR, dan berharap kontrak mundur ini bisa dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kaidah secara ketentuan atau peraturan perundangan yang berlaku," kata Tenny.


Ia menambahkan kedepan sepenuhnya pelaksanaan ini semua bisa berdampak positif, baik supir dan masyarakat terkait proyek jalan.


"Untuk target proyek 3 November harus sudah selesai, ketika kita berkeinginan buka tutup jalur, ada konsekuensi keterlambatan waktu, dan ini harus di adendumkan didalam kontrak, semoga ini masih dimungkinkan," ucapnya.


Dirinya mengungkapkan progres sudah hampir 50 persen, karena sampai di STA mencapai 700 meter , kalau sisanya itu kurang lebih 600 meter, karena panjang proyeknya 1,3 kilometer.


"Nah sebetulnya ketika  ada buka tutup, berpengaruh atau tidaknya pada saat teknis pelaksanaan nanti dan ada konsultan yang memiliki domain bagaimana kualitas beton tersebut," pungkasnya.


Sementara perwakilan Organda Kabupaten Bogor Wawan menegaskan selama ini pihaknya tidak pernah diajak musyawarah maupun mufakat berkaitan pembangunan jalan.


"Tapi ketika ada anggota kami yang bereaksi otomatis akan turun ke wilayah dalam rangka menyesuaikan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dan tidak  ikut terlibat dalam pembangunan yang dilaksanakan Dinas PUPR," katanya.