WASHINGTON, CEKLISSATU - Seorang ibu di Washington, Amerika Serikat (AS) tega menjual anaknya yang masih berusia enam tahun kepada pria yang dikenalnya melalui situs kencan Plenty of Fish. 
 
 Kylie Ruby Flores (31) nekat menghancurkan masa depan putrinya ini lantaran mendapat imbalan sejumlah uang, tempat tinggal dan sepasang sepatu olah raga dari pria bernama Harder. 

Bocah perempuan itu pun diperkosa di apartemen Harder, antara 2 Februari hingga 26 Juli tahun lalu. Parahnya, dia sengaja memasang kamera pengintai untuk merekam aksi pemerkosaan yang dilakukan di sofa. 

Kasus ini pun terkuak dan Kylie Ruby Flores ditangkap kemudian dia divonis 23 tahun penjara atas perbuatan bejatnya. 

Dilansir dari The New York Post, Senin 26 September 2022, Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Timur Washington mengatakan kedua pelaku mengaku bersalah saat disidang di pengadilan.

Jaksa AS, Vanessa Waldref mengatakan, dalam fakta persidangan menunjukkan beberapa pelecehan seksual paling mengerikan terhadap seorang anak. 

"Hukuman hari ini penting tetapi sama pentingnya untuk diingat bahwa hukuman Flores jauh lebih pendek dari pada dampak yang dialami putrinya. Dampak itu akan melekat seumur hidup,” katanya.

Dia menambahkan, tidak ada hukuman yang dapat mengembalikan kepolosan anak. Tapi dia yakin wilayahnya sekarang lebih aman dan lebih kuat.

Sementara Departemen Kehakiman (DoJ) tidak mengungkapkan hubungan antara Flores dan korban. Tapi sebuah laporan dari The Spokesman-Review mengonfirmasi jika bocah malang itu adalah putri Flores.

Parahnya, putri kecil itu dapat menggambarkan pelecehan yang dapatkan dari Harder.

Waldref bersyukur, berkat penyelidikan yang efektif dan kooperatif, bocah malang itu tidak hilang atau terbunuh saat ini. Meski demikian, dia bukan satu-satunya anak yang ada dalam bahaya.

"Hukuman hari ini mengirimkan pesan yang jelas kepada mereka yang berusaha melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Keadilan akan datang!," katanya.

Sayangnya, hingga saat ini, Harder belum juga menerima vonis meskipun telah mengakui bersalah.