BOGOR, CEKLISSATU - Lagi dan lagi saya hanya bisa menghela nafas panjang ketika membaca kabar iti apalagi harus menulis tajuk ini. Kabar yang seharusnya tidak ada lagi malah kembali naik ke permukaan. Garda terdepan yang harus paling depan dalam memberantas korupsi malah jadi tersangka. Lembaga yang seharusnya paling suci ternyata melakukan tindakan keji. 

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri (FB) ditetapkan sebagai tersangka, padahal, biasanya dia yang paling depan dan menjadi spoke person utama dalam mengumumkan oknum pejabat yang melakukan tindakan korupsi. 

Memang, ini bukan yang pertama kali pimpinan lembaga antirasuah itu melakukan tindakan melanggar hukum dan harus mendekam di balik jeruji besi. Meskipun benar atau tidak kita juga tidak ada yang tahu. Benar-benar salah atau memang dijebak kita semua tidak ada yang tahu. Ada banyak kisah yang seperti rahasia dan hanya mereka-mereka dan Tuhan yang tahu. 

Baca Juga : Usai Ditetapkan Tersangka Dugaan Pemerasan, Firli Bahuri Dicekal ke Luar Negeri

Tapi, ini bukan yang pertama. Ini yang membuat kita harus kembali berpikir dan meresapi. Bila wasit saja diganjal kartu merah, harus kepada siapa kita bertaruh. Ketika sang pengadil ternyata juga memiliki kesalahan, kepada siapa kita harus percaya. 

Berdasarkan data Tim Ceklissatu.com di lapangan, Firli Bahuri dinyatakan sebagai tersangka karena disinyalir melakukan tindakan pemerasan kepada Syahrul Yasim Limpo (Mantan Menteri Pertanian Era Jokowi-Maruf Amin). Sebelumnya, memang sudah beredar bahwa FB memiliki tindakan cacat hukum saat SYL sudah ditangkap dan dinyatakan melakukan tindakan KKN. Awalnya saya coba yakin FB tidak melakukan itu, tapi kenyataan berkehendak lain. Dan ternyata FB juga dinyatakan sebagai tersangka selang beberapa minggu kemudian. 

Dan tampaknya, ini bukan kasus yang pertama dan terakhir. Atau jangan-jangan memang ada transaksi jual beli kasus di lembaga antirasuah tersebut. Entah, kita belum tahu kemana arah kasus ini. Tapi yang jelas, rasanya rakyat sudah bosan mendengar Kisah Cicak VS Buaya. 

Haruskah kisah ini kembali menjadi sarapan bagi masyarakat bahkan jadi cerita penghantar tidur? 

Semoga tidak. Tentunya kita semua ingin negara ini menuju peradaban, terhindar dari praktik-praktik oknum yang hanya mementingkan perutnya dan lupa dengan negara. Jangan. 


Salam,


Pemimpin Umum Ceklissatu.com
Suhairil Anwar