BOGOR, CEKLISSATU - Yayasan Wage Rudolf Soepratman menyayangkan adanya konser Deep Purple World Tour 2023 di Edutorium UMS, Solo pada Jumat, 10 Maret 2023 malam. 

Pasalnya, penyelenggara event tersebut dinilai kurang menghormati ketika menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dibawakan musisi luar negeri Deep Purple secara tidak utuh alias terpotong.

Ketua Umum Yayasan Wage Rudolf Soepratman Budi Harry mengatakan bahwa secara euforia mengikuti trend pihaknya sangat bangga lagu kebangsaan Indonesia Raya dimainkan oleh
musisi luar negeri.

Baca Juga : Silicon Valley Bank Kolaps, Luhut: Kita Harus Super Hati-Hati

Namun di Indonesia biasanya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan etika yang elok yakni berdiri dengan hikmat seolah begitu sangat menghormati para pahlawan pendiri bangsa dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Artinya para pahlawan sangat dihormati, apalagi begitu antusias terhadap karya bapak WR. Soepratman ini. Kalo memang mau menggunakan lagu Indonesia Raya ini, ya harus secara utuh, dan harus berdiri," ucapnya kepada awak media pada Selasa, 14 Maret 2023.

Kedua, masih kata Harry sapaan karibnya, lagu kebangsaan Indonesia Raya harus dinyanyikan dengan cara baik dan benar, penuh penghayatan dan di setiap partitur teks memilik makna yang mendalam.

"Kita tidak melarang, kita hanya mengingatkan agar tidak terjadi dikemudian hari. Siapapun yang menyanyikan lagu Indonesia Raya itu wajib dengan hikmat karena itu bukan lagu biasa," jelasnya.

Sementara itu, Sekjen sekaligus pendiri Yayasan Wage Soepratman, Angga Satria menambahkan bahwa dari sudut pandang dirinya, pembawaan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Solo memang adanya ketidaktahuan panitia, terlebih panitia atau penyelenggara kurang mendalami dan kurang menyerap arti lagu Indonesia Raya.

"Jadi akumulatif daripada ketidaktahuan dan tidak diimbangi dengan sumber-sumber yang memang betul-betul patriotisme, karena siapa lagi yang menjaga marwah ini kalo bukan kita sendiri," ujarnya.

Angga mengajak dan mengimbau kepada seluruh anak bangsa bahwa lagu kebangsaan rakyat Indonesia jangan sesekali dinyayikan dengan main-main.

"Lagu ini teramat keramat, karena ketika pertama kali berkumandang yang paling belingsatan atau kebakaran jenggot itu Belanda sebab ada teks di lagu ini yakni Mereka Merdeka Merdeka," imbuhnya.

Kendati demikian, pihak Yayasan WR. Soepratman dalam waktu dekat akan mengirimkan surat secara resmi kepada pihak penyelenggara konser Deep Purple di Solo. Pelayangan surat tersebut, lanjut Angga, hanya sekadar mengingatkan agar kejadian itu tidak terulang kembali.

"Sikap kita kedepan sudah jelas ada upaya kita untuk mengingatkan, setelah kita mengingat berkali-kali masih ada penyelenggara yang seperti itu yang artinya bagi kami sangat melecehkan,  sdah jelas diatur di dalam Undang-Undang negara bahwa tidak boleh lagukebangsaan dinyayikan secara sepotong-potong, jangan seenaknya," egasnya.

Angga berharap kedepan tidak ada lagi kejadian tersebut. Angga menyebut bahwa lagu kebangsaan adalah lagu kebanggaan bersama dan harus di jaga. "Kami, yayasan hanya menghimbau, mengajak teman-teman setanah air supaya terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terlandung di lagu Indonesia Raya," katanya.