BOGOR, CEKLISSATU - Langkah pemerintah menutup TikTok Shop ditanggapi Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University, Megawati Simanjuntak.


Mega, begitu perempuan ini disapa, 
mengaku setuju akan langkah yang dilakukan tersebut. Sebab, fenomena TikTok Shop secara perlahan mematikan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) milik masyarakat.


"Rasanya jika harus bersaing antara UMKM dengan selebriti (di TikTok Shop) itu susah karena yang dengan mudah mendapatkan keuntungan adalah selebriti, bahkan sampai berapa puluh miliar itu dia itu dalam satu penjualan," kata Mega kepada wartawan, Kamis 5 Oktober 2023.

Baca Juga : SeSaMa: Inovasi IPB University Solusi Pengelolaan Sampah Mulai dari Rumah Tangga


Jika pun dipaksakan bersaing, Mega menyebut bahwa ada risiko yang terlalu tinggi yang dialami UMKM, yakni perbedaan harga jual yang masing-masing dijajakkan.


"Jadi Indonesia yang seharusnya mengedepankan produk-produk di dalam negeri, kita punya UMKM sampai dengan 65 juta, itu harusnya yang UMKM juga mengikuti. Tapi rasanya ini terlalu memusingkan. Karena apa? Karena dia bermain dengan harga, predatory pricing ((jual rugi). Harganya luar biasa, untuk kemeja saja misalkan Rp 5-8 ribu. Jadi bagaimana UMKM kita bisa bersaing dengan predatory pricing seperti itu," jelas Mega.


Dengan perbandingan itu, dia menilai wajar fenomena TikTok Shop bisa cepat booming di masyarakat.


Sebab, di tengah ancaman inflasi saat ini, para pelaku TikTok Shop secara sadar menjual barang dagangannya jauh di bawah pasaran. Sehingga pasar bebas seperti itu bisa juga dengan bebas dinikmati masyarakat sebagai pembeli atau konsumen.


"Namanya konsumen, konsumen Indonesia apalagi. Rasionalitas itu lebih kepada harga, dimana harga yang murah itu yang akan dibeli," kata dia.