CIANJUR, CEKLISSATU -  Nasib naas yang dirasakan warga korban gempa di Cianjur, warga  Kampung Cipetir, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat  berharap rumahnya bisa dibangun kembali melalui pihak ketiga. Namun, justru ditinggal kabur alias tidak diselesaikannya. Pembangunannya, setelah uang upah para pekerja diduga dibawa kabur mandor. Beruntung warga tersebut belum memberikan uang kepada pihak ketiga karena masih menunggu tahapan pencairan uang bantuan gempa dari pemerintah.

Menurut Kepala Desa Ciwalen Dadang Sutisna saat ditemui dilokasi, Rabu, 15 Maret 2023, sejak dua bulan lalu ada lima rumah warga korban gempa yang pengerjaannya tidak diselesaikan hanya baru dibangun bagian pondasi. Dadang menjelaskan uang bantuan gempa milik warga tersebut tidak hilang dan masih menunggu tahapan pencairan, namun yang dibawa kabur itu kata Dadang adalah uang upah pekerja yang dibawa kabur mandor.

Baca Juga : Satu Pekan Jelang Ramadan, Harga Telur Ayam dan Cabai di Cianjur Merangkak Naik

“ Kalau uang gempa warga aman tidak hilang,bukan uang gempa yang dibawa kabur  jadi yang dibawa kabur sama mandor itu uang upah pekerja. Kita lihat ya ini salah satu rumah warga yang rusak berat yang  ditinggalin sama mandor aja seperti  hanya pondasi saja yang baru dibangun,” ujarnya.

Dadang menceritakan sebelumnya berawal dari perjanjian pembangunan rumah warga korban gempa ini harus selesai selama 15 hari kerja oleh pihak ketiga dengan cacatat  semua biaya pembangunan ditanggung oleh pihak ketiga dan akan dibayarkan saat warga menerima uang bantuan gempa. Namun dipertengahan pengerjaan kata Dadang pihak ketiga melihat warga yang terdampak gempa yang saat itu rumahnya sedang proses pembangunan tidak tercantum sebagai penerima bantuan gempa.

“ Perjanjiannya 15 hari kalender harusnya selesai, tapi ditengah pengerjaan pihak ketiga melihat ke kantor desa nama warga yang rumahnya sedang dibangun tidak ada di list penerima bantuan gempa. Sementara vendor sudah membangun. Kalau yang lainya sih sudah selesai ya cuma ini aja ada masalah 3 sampai 5 rumah,” tuturnya

Dadang juga mengungkapkan tim Satgas gempa  sudah memanggil pihak ketiga dan mandor untuk menindak lanjuti masalah tersebut.

“ Sudah dipanggil sama tim Satgas ya ke kantor Desa semua vendor dan mandor juga untuk menindak lanjuti masalah ini,” ungkapnya.

 

Sementara itu Dedeh (56) salah satu warga korban gempa yang pembangunan rumahnya ditinggal kabur mandor mengatakan dirinya selama lima bulan ini  sudah tidak nyaman tinggal ditenda jika malam kedinginan dan siang kepanasan. Dedeh berharap agar rumahnya yang rusak berat bisa dibangun kembali.

“ Sudah dua bulan pak ditinggal begini aja baru pondasi. Saya sudah gak tahan pak tinggal ditenda lihat aja ini kalau siang panasnya kalau malam gak bisa tidur karena dingin apalagi kalau musim hujan seperti sekarang air kadang masuk pak rembes dari bawah. Saya berharap rumah saya bisa dibangun lagi pak, saya sangat berharap,” tutur Dedeh sambil menujukan kondisi tinggal didalam tenda.