JAKARTA, CEKLISSATU -- Sejumlah elemen buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak Tapera, yang berlangsung di kawasan Patung Kuda dan Kemenkeu, Jakarta Pusat Kamis (27/6/2024).

Terkait hal ini, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro menyebutkan bahwa personelnya disiagakan guna mengamankan aksi unjuk rasa tentang Tapera.

Selain itu, pengunjuk rasa juga menyampaikan tuntutan cabut UU Omnibuslaw Nomor 6 tahun 2023 tentang cipta kerja di Patung Kuda dan Kemenkeu.

"Dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa dari beberapa elemen di Patung Kuda dan Kemenkeu kami melibatkan 1.872 Personel," ungkapnya kepada wartawan, seperti dikutip pada Kamis (27/6/2024).

Baca Juga : Tolak Revisi UU Penyiaran, Sejumlah Organisasi Jurnalis Gerudug Gedung DPR/MPR RI

Selain itu lanjutnya, rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi akan dilakukan bila kondisi di lapangan diperlukan.

"Rekayasa lalu lintas nantinya bersifat situasional tergantung kondisi di lapangan," terangnya.

"Jika eskalasi meningkatkan akan kita tutup jalan Merdeka Barat, arus lalu lintas akan kita alihkan. Maka kami himbau untuk masyarakat yang akan melintas di Jl. Merdeka Barat agar mencari jalan alternatif lainnya dikarenakan akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda," tambahnya.

Kemudian ia juga mengimbau massa aksi untuk menjaga ketertiban ketika menyampaikan aspirasinya.

"Kepada para peserta aksi unjuk rasa untuk memperhatikan hak-hak masyarakat lainnya, dan tertib untuk menyampaikan pendapatnya dimuka umum," jelasnya.

"Kami menghimbau, siapa saja yang akan menyampaikan pendapat di muka umum, sebagaimana diatur dalam undang-undang penyampaian pendapat hak setiap warga negara," tambahnya.

"Tentunya harus memperhatikan hak-hak masyarakat lainnya, sehingga aturan dalam undang-undang penyampaian pendapat di muka umum harap dipatuhi," tegasnya.

Selain itu, anggotanya juga diminta untuk tidak terprovokasi dan persuasif dalam mengamankan aksi tersebut.

"Seluruh personel yang terlibat Pengamanan untuk selalu bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan serta humanis. Tidak ada yang membawa senjata api," tandasnya. 

"Layani saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya dengan tulus, ikhlas dan humanis,” pungkasnya.