BOGOR, CEKLISSATU - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bogor menggelar rapat kerja daerah (rakerda) dengan semua stake holder instansi terkait di ruang paseban Sribaduga, Balai Kota Bogor pada Rabu, 10 Mei 2023.

Rakerda tersebut membahas berbagai program kerja yang akan dilaksanakan selama tahun 2023, termasuk pengukuhan struktural oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah selaku Ketua Pelaksana KPA, serta pembentukan kelompok kerja (pokja).

Pengelolan Program KPAK Bogor, Husein mengatakan bahwa rakerda merupakan agenda tahunan dari KPA Kota Bogor yang diikuti semua stake holder instansi terkait. Dalam rakerda dibahas pemaparan rencana kerja di tahun 2023 sekaligus hingga pembentukan kelompok kerja (pokja) yang di bagi menjadi tiga yakni pokja promosi dan pencegahan, pokja layanan kesehatan dan pokja advokasi dan kemitraan.

Baca Juga : Pembongkaran Jembatan Otista Tuai Polemik, Pemerhati Kota Pusaka Sebut Bima Terancam Pidana

"Konsentrasi kami bagaimana memastikan bahwa program penanggulangan HIV/Aids di Kota Bogor berlangsung dengan komprehensif, dan penanggulangan HIV/Aids tidak hanya dari sektor kesehatan melainkan ada sektor lain yang perlu digandeng bersama-sama dengan mitra-mitra," ucapnya kepada Ceklissatu.com.

Terkait dengan perkembangan HIV/Aids di Kota Bogor, sambung Husein, orang yang terpapar HIV/Aida berdasarkan data ada sekitar 6.000 orang dari tahun 2010-2023 dan kebanyakan dari kalangan laki-laki yang melakukan seks dengan laki-laki, kemudian penggunaan napza suntik, transgender hingga ibu rumah tangga.

"Penyebaran HIV/Aids itu hanya ada dua cara yakni melalui transisi seks alias tanpa alat kontrasepsi dan penggunaan Napza suntik. Yang perlu di ingat bahwa HIV/Aids tidak menular melalui interaksi sosial, sebab penularannya melalui dua cara itu," ungkapnya.

Hadirnya KPA tentu untuk mencegah penularan HIV/Aids meluas tidak hanya di populasi kunci diantaranya Laki-laki Seks Laki-laki (LSL), Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, IDU atau pengguna narkoba suntik, warga binaan pemeriksaan atau Lapas, ibu hamil, penderita tinggi, penderita inveksi menular seksual, melainkan meluas ke populasi kelompok lainnya. 

"Upaya kami kedepan diantaranya peningkatan kapasitas, advokasi terhadap kebijakan di Kota Bogor, memberikan asistensi penguatan layanan, penguatan ke berbagai komunitas dan meluaskan jejaring ke lintas sektor," katanya.