JAKARTA, CEKLISSATU -  Dulu kita mengenal peribahasa ‘mulutmu harimaumu’, Namun di tengah merebaknya media sosial, peribahasa tersebut telah bergeser menjadi ‘jarimu pikiranmu’.

Perkembangan era digital yang semakin pesat membuat penggunaan media sosial juga tak lepas dari kehidupan.

Dalam mengekspresikan perasaan di media sosial, etika menjadi sesuatu yang harus selalu dikedepankan.

Anggota Komisi I DPRR RI, Mayjen TNI Mar. (Purn) Sturman Panjaitan mengatakan, bermedia sosial harus bijak.

“Kita harus memfilter dan bijak dalam bermedia sosial atau membuat postingan di media sosial. Jika satu orang memposting hal yang positif maka waraganet lain pasti akan terinpsirasi dan jika rantai postif itu terbentuk maka akan membawa dampak positif yang besar untuk dunia digital kita,” kata Sturman dalam seminar online Ngobrol Bareng Legislator yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama DPR RI, Minggu 2 April 2023.

Baca Juga : DPC Demokrat Kota Bogor Serahkan Surat Kontra Memori ke Pangadilan Negeri

Sementara itu Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Batam, Pdt. Gabby Dominggas Titiahu Manuputty mengatakan, dalam dunia internet kita tidak terbatas ruang dan waktu tetapi tetap terhubung dan harus memanfaatkan internet ini untuk hal positif. 

“Jangan asal posting atau berkomentar, pertimbangkan benar-tidaknya, karena dampaknya dapat menyakiti atau merugikan. Jaga privasi anda dan hargai juga privasi orang lain. Jangan posting hanya agar orang lain terkesan tapi posting sesuatu yang bermanfaat dan menginspirasi demi kebaikan bersama,” katanya.

Dia juga menambahkan, jika memposting ulang, berikan kredit kapada penulis asal. Jangan posting atau menyebarkan berita/informasi palsu, hati-hati berbicara atau berkomentar tentang masalah SARA. 

“Hargai perbedaan budaya, adat, suku agama ketika berinterasi dengan orang lain secara digital. Berbagi informasi yang berguna seperti pandangan ahli atau yang berkompeten daripada berbagi informasi yang tidak jelas asalnya,” ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD, Pitoyo memberikan beberapa tips dalam berbicara di media sosial yaitu yang pertama jujur apadaya dan jangan berbohong kepada public.

Kemudian jika kita memposting sesuatu sertakan dengan data yang akurat dan cek kebenarannya jangan asal membagikan informasi. Lalu kutip sumber anda seperti sertakan gambar dan selalu tampilkan sumber gambar yang diambil contohnya seperti link pemilik gambar.

Jangan lupa jelaskan sedikit mengenai foto yang ditayangkan agar tidak menimbulkan asumsi lain. Beri keterangan siapa penulis dan referensinya. Selanjutnya kita harus bersikap transparan hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang biasa dijalani. 

“Jadilah apadanya jangan dibuat-buat, hindari pamer harta, pamer kekuasaan, dan tidak peduli lingkungan atau memperlihatkan kemewahan. Kemudian jangan eksploitasi emosi dengan kata-kata kasar, meme yang menghina atau mengedit foto dengan konotasi yang negative karena dapat dikaitan dengan UU ITE,” ujar Pitoyo.

Pitoyo menambahkan, berhati-hati dalam berkata-kata di media sosial, jangan sampai menyinggung ras, agama, atau budaya lain.

“Yang perlu dipertimbangkan juga yaitu value dari postingan kita, seberapa mengedukasi kah postingan kita tersebut. Karena apapun yang kita posting akan mempengaruhi integritas pribadi diri kita. Terakhir tetap semangat untuk terus kreatif dan inovatif serta selalu berfikir positif di media sosial,” imbuhnya.

Terakhir, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital.

“Diperlukan kolaborasi yang baik masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” tutupnya.