BANDUNG, CEKLISSATU - Sebanyak 35 siswa SDN Jati 3 di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan makanan pada Selasa (26/9/2023) hingga Jumat  (29/9/2023) dini hari. Satu orang siswa diantaranya meninggal dunia, saat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.


Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan para siswa SDN Jati 3 tersebut mengalami keracunan usai menyantap jajanan cimin yang dijual pedagang keliling di sekitar sekolah pada Selasa (26/9/2023). Mereka mulai merasakan gejala demam, pusing, mual, muntah dan diare sejak pukul 20.00 Wib malam. 


"Murid SDN Jati 3 di Desa Saguling setelah istirahat sekitar jam 10.00 Wib membeli jajanan dari pedagang keliling jajanan cimin bahan olahan dari aci ditambah bubuk tabur pedas," ucap dia saat dihubungi.

Baca Juga : Sebulan 257 Warga Kabupaten Bogor Keracunan, Dinkes Beberkan Penyebabnya


Setelah memakan cimin dengan taburan bubuk tabur pedas, para siswa mengalami gejala pusing, mual, emam dan diare. Sedangkan mereka yang menyantap cimin tanpa bubuk pedas tidak mengalami keracunan.


"Dari Rabu pagi makin banyak yang mempunyai gejala sampai malam dini hari tadi berdatangan sampai saat ini nambah 35 orang siswa. Diduga dari jajanan cimin," kata dia.


Dari 35 orang siswa yang dirawat, ia mengatakan 18 orang dirawat di Puskesmas Saguling, 11 orang rawat jalan dan enam orang dirawat di fasilitas kesehatan lainnya. Satu orang yang dirawat di fasilitas kesehatan lainnya meninggal dunia


"Satu orang yang meninggal dunia punya penyakit penyerta Thalasemia," ungkap dia.


Burhan mengatakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status kejadian luar biasa dengan kejadian keracunan tersebut. Penyebabnya diduga karena bahan olahan cimin.


"Penyebabnya diduga bahan olahan (cimin)," kata dia.
Ia mengaku sudah mengambil sampel tujuh macam untuk dikirimkan ke Dinkes Bandung Barat. Selanjutnya dikirimkan ke laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 


Pihaknya juga menyiapkan logistik berkoordinasi dengan lintas sektor seperrti menyiapkan tenda darurat untuk merawat pasien. Saat ini seluruh korban mengalami perbaikan. 


"Setelah dirawat keseluruhan ada perbaikan," kata dia.