JAKARTA, CEKLISSATU – Presiden Vladimir Putin siap untuk bernegosiasi dengan semua pihak yang terkait dalam konflik Ukraina. Namun, negosiasis tersebut ditolak oleh Ukraina dan para pendukungnya dari negara Barat.

Hal ini diungkapakan Presiden putin dalam sebuah wawancara yang disiarkan stasiun televisi Rossiya 1 pada Minggu 25 Desember 2022.

"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka. Bukan kami yang menolak untuk bernegosiasi, mereka yang menolak," kata Putin, seperti dikutip dari Reuter, Senin 26 Desember 2022.

Baca Juga : Pertukaran Tahanan Rusia, 64 Tentara Ukraina Dibebaskan

Kepala CIA, William Burns mengatakan, saat sebagian besar konflik berakahir di meja negosiasi, penilaian CIA memperlihatkan Rusia belum serius soal negosiasi yang sesungguhnya untuk mengakhiri perang.

Presiden Putin sebelumnya mengatakan, pihaknya telah bertindak sesuai arah yang benar, terkait apa yang terjadi di Ukraina saat ini. 

Sebab negara-negara Barat, yang dipimpin Amerika Serikat, telah mencoba memecah-belah Rusia. Washington menyangkal tuduhan ingin meruntuhkan Rusia.

“Saya yakin kami bertindak sesuai arah yang benar. Kami sedang mempertahankan kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami,” ujar Presiden Putin.

Menurut Putin, semua konflik bersenjata akan berakhir lewat jalur diplomatik. 

"Cepat atau lambat, pihak mana pun dalam keadaan konflik duduk bersama dan membuat kesepakatan. Semakin cepat kesadaran ini datang pada mereka yang menentang kami, semakin baik. Kami tidak pernah menyerah dalam hal ini," ucap Putin.

Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama 10 bulan. Sepanjang konflik, Kiev memperoleh dukungan politik dan militer dari Barat, terutama Amerika Serikat (AS). 

Barat memberikan sanksi ekonomi berlapis kepada Rusia. Sanksi tersebut merupakan sanksi terberat yang pernah diberlakukan.

Perang Rusia-Ukraina sempat memicu gejolak dalam harga pangan dan energi global. Dimana, hal ini membuat negara-negara yang berada di luar blok Barat dan Rusia menyerukan agar konflik di Ukraina segera dihentikan. 

 

Akibat konflik tersebut,  negara miskin dan berkembang yang tak terlibat apa pun dalam peperangan tersebut harus turut memikul dampaknya.