JAKARTA,CEKLISSATU - Menteri luar negeri Taiwan mengecam Elon Musk dengan mengatakan "tidak untuk dijual" usai miliarder itu sebut Taiwan sebagai bagian integral China.

Musk, pemilik platform media sosial X dan perusahaan mobil listrik Tesla serta jaringan satelit Starlink, melontarkan pernyataan tersebut pada acara All-In Summit di Los Angeles yang diunggah ke YouTube pekan ini.

“Kebijakan mereka (Beijing) adalah menyatukan kembali Taiwan dengan China. Dari sudut pandang mereka, mungkin hal ini dapat dianalogikan dengan Hawaii atau semacamnya, seperti bagian integral dari China yang secara sewenang-wenang bukan bagian dari China terutama karena Armada Pasifik AS telah menghentikan upaya reunifikasi apa pun dengan kekerasan," katanya.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, dalam sebuah postingan di X pada Rabu malam, mengutarakan harapannya agar Musk dapat meminta China untuk "membuka @X kepada rakyatnya".

China memblokir X, bersama dengan media sosial besar Barat lainnya seperti Facebook.

“Mungkin menurutnya pelarangan itu adalah kebijakan yang baik, seperti mematikan @Starlink untuk menggagalkan serangan balasan Ukraina terhadap Rusia,” lanjut Wu, mengacu pada penolakan Musk terhadap permintaan Ukraina untuk mengaktifkan jaringan satelit Starlink di kota pelabuhan Sevastopol di Krimea tahun lalu untuk membantu serangan terhadap armada Rusia di sana.

"Dengar, Taiwan bukan bagian dari RRC dan tentunya tidak untuk dijual!" Kata Wu, menggunakan akronim Republik Rakyat China.

Pemerintahan Taiwan yang dipilih secara demokratis dengan tegas menolak klaim kedaulatan China, dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.

Ini bukan pertama perusahaan Tesla milik Musk memiliki pabrik besar di Shanghai, sehingga membuat marah Taiwan.

Oktober lalu, Musk mengemukakan bahwa ketegangan antara China dan Taiwan dapat diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kendali atas Taiwan kepada Beijing, sehingga memicu teguran keras serupa dari Taiwan.