JAKARTA,CEKLISSATU - Polisi Kosovo dengan kendaraan lapis baja bergerak untuk mengamankan dan menggeledah sebuah desa di Kosovo Utara pada Senin, sehari setelah empat orang tewas dalam baku tembak antara polisi dan pria bersenjata etnis Serbia di wilayah tersebut.

Sebelumnya, orang-orang bersenjata menyerbu desa Banjska pada Minggu, bentrok dengan polisi, dan memasuki biara Ortodoks Serbia. Polisi berhasil merebut kembali biara tersebut pada Minggu malam, setelah tiga penyerang dan satu anggota polisi tewas.

"Unit polisi menggeledah rumah-rumah di desa tersebut pada Senin, mencari pria bersenjata yang belum melarikan diri", kata sumber polisi seperti dikutip Reuters. Desa tersebut masih ditutup untuk wartawan pada Senin pagi.

Etnis Albania merupakan mayoritas dari 1,8 juta penduduk Kosovo. Namun sekitar 50.000 warga Serbia di utara bekas provinsi Serbia tidak menerima deklarasi kemerdekaan Kosovo pada tahun 2008.

Warga etnis Serbia menganggap Beograd sebagai ibu kota mereka, lebih dari dua dekade setelah pemberontakan gerilyawan Albania Kosovo melawan pemerintahan Serbia.

Kosovo menyatakan hari Senin sebagai hari berkabung setelah petugas polisi tersebut terbunuh. Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menyalahkan Serbia atas pendanaan dan pengiriman orang bersenjata ke Kosovo.

"Dari kemarin, tidak ada yang bisa sama lagi," kata Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti, dalam sebuah upacara penghormatan kepada polisi Kosovo yang tewas dalam insiden ini.

"Afrim Bunjaku tewas selama serangan terhadap polisi Kosovo dan terhadap negara kami sendiri oleh kelompok bersenjata, terlatih secara profesional dan direncanakan, didukung secara politik, dibiayai secara materi, dan mendapat dukungan logistik dari Serbia," ujar Kurti.

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, membantah tuduhan Kurti bahwa Belgrade mengatur serangan tersebut. Dia menuduh Kurti memprovokasi kekerasan dengan menghalangi pembentukan asosiasi munisipalitas Serbia untuk memberikan lebih banyak otonomi kepada orang Serbia - yang disetujui oleh pemerintah Kosovo sebelumnya pada tahun 2013 - dan dengan sering melakukan razia polisi di utara.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Kosovo dan Serbia untuk menahan diri dari tindakan atau retorika yang dapat lebih memperburuk ketegangan," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Senin, Vucic bertemu dengan Duta Besar Rusia Alexander Botsan-Kharchenko. Rusia, sekutu tradisional Serbia, juga tidak mengakui kemerdekaan Kosovo dan memveto upaya Kosovo untuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Saya telah memberi tahu Botsan-Kharchenko bahwa etnis cleansing brutal dengan bantuan masyarakat internasional sedang dilakukan oleh Albin Kurti," tulis Vucic di halaman Instagramnya.

Ketegangan telah meningkat sejak bentrokan di Kosovo Utara pada bulan Mei ketika lebih dari 90 prajurit penjaga perdamaian NATO dan sekitar 50 pengunjuk rasa Serbia terluka di Kosovo Utara.

Orang Serbia telah lama menuntut implementasi kesepakatan yang dibroker oleh Uni Eropa satu dekade lalu untuk menciptakan asosiasi munisipalitas otonom. Kurti mengatakan langkah tersebut akan membagi Kosovo secara efektif berdasarkan etnis.