JAKARTA,CEKLISSATU - Menteri Pertahanan Latvia memerintahkan tentara untuk membantu menjaga perbatasan negara Baltik dengan Belarus, sekutu Rusia, pada Selasa, setelah terjadi 96 upaya oleh imigran ilegal untuk menyeberang dalam kurun waktu 24 jam.

Petugas Penjaga Perbatasan juga dipanggil dari liburan mereka untuk membantu patroli.

Latvia memiliki "informasi tentang peningkatan ancaman hibrida", demikian yang diungkapkan oleh Penjaga Perbatasan dalam pernyataannya. Otoritas Belarus semakin terlibat dalam mengorganisir aliran imigran ilegal, demikian pernyataan tersebut.

Anggota UE seperti Latvia, Lithuania, dan Polandia, yang berbatasan dengan Belarus, semakin khawatir tentang penyeberangan perbatasan sejak ratusan tentara bayaran Rusia dari kelompok Wagner tiba di Belarus bulan lalu atas undangan Presiden Alexander Lukashenko.

Lukashenko telah beberapa kali menyatakan bahwa ia telah menahan para kelompok Wagner yang ingin menyerang Polandia.

Polandia juga mengalami peningkatan jumlah imigran, terutama dari Timur Tengah dan Afrika, yang mencoba menyeberang perbatasan dalam beberapa bulan terakhir.

Polandia Berencana Mendeploykan Hingga 10.000 Tentara Tambahan ke Perbatasan dengan Belarus.

Warsawa, Dalam upaya untuk mendukung Pasukan Penjaga Perbatasan, Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak, mengumumkan rencana untuk memindahkan hingga 10.000 tentara tambahan ke perbatasan dengan Belarus.

Langkah ini diambil menyusul pengalaman krisis imigrasi pada 2021 yang melibatkan Latvia, Polandia, dan Lituania. Pada saat itu, ribuan orang, sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Afrika, berusaha menyeberangi perbatasan Polandia dari Belarus, namun upaya tersebut berhasil digagalkan.