JAKARTA,CEKLISSATU - Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Kamis 12 Oktober 2023 memperingatkan bahwa pelayanan kesehatan di seluruh Jalur Gaza terganggu karena rumah sakit kehabisan tempat tidur untuk menampung korban luka akibat serangan Israel.

"Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Korban luka dan pasien terbaring di lantai akibat serangan Israel yang semakin brutal," kata kementerian lewat pernyataan.

Menurutnya, Israel masih memotong pasokan listrik, air, dan bahan bakar, yang mengancam nyawa korban luka dan pasien, serta berpotensi menyebabkan bencana kesehatan dan lingkungan yang parah".

"Kami menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas nyawa para korban luka dan pasien, sebab pendudukan telah menguras sistem kesehatan dan melemahkan kapasitasnya," katanya.

Kemenkes memperingatkan bahwa situasi kesehatan di Gaza "tidak bisa didiamkan begitu saja" dan "harus ada aksi darurat untuk menjamin koridor untuk pasokan medis aman".

Pengumuman dari pihak otoritas kesehatan Gaza datang di tengah intensitas serangan Israel yang semakin meningkat di Gaza, yang mengakibatkan ribuan orang memerlukan perawatan medis dan kesehatan.

Pada Senin (8/10) Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menginstruksikan "pengepungan total" di Jalur Gaza di tengah pertempuran dengan kelompok Hamas Palestina.

Pada Sabtu pagi, Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa dengan melepaskan rangkaian roket dan melakukan infiltrasi ke wilayah Israel melalui berbagai jalur, termasuk darat, laut, dan udara.

Hamas mengklaim serangan mendadak ini sebagai balasan terhadap penyerbuan terhadap Masjid Al-Aqsa di wilayah yang diduduki di Yerusalem Timur, serta tingginya tingkat kekerasan yang dialami warga Palestina akibat tindakan pemukim Israel.

Israel membalasa dengan meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap Hamas.

Sejak awal konflik antara Palestina dan Israel, hampir 1.200 warga Palestina dan 1.300 warga Israel dilaporkan tewas.