JAKARTA,CEKLISSATU - Pemerintah Israel mengumumkan dua syarat yang harus dipenuhi agar bantuan kemanusiaan dapat segera disalurkan di Gaza

Dalam pernyataan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Israel memastikan bahwa mereka tidak akan menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza, asalkan bantuan tersebut disalurkan melalui perbatasan Rafah di Mesir.

"Israel tidak akan menghalangi bantuan kemanusiaan lewat Mesir, selama bantuan tersebut banyak berupa makanan, air dan obat-obatan untuk penduduk sipil yang berada di Jalur Gaza bagian selatan atau (mereka) yang mengungsi ke sana," demikian pernyataan kantor Netanyahu.

Penyeberangan Rafah yang berada di antara Mesir dan Gaza, adalah satu-satunya perbatasan selain Israel, yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza.

Sejak Selasa 17 Oktober lalu, ada antrian truk bantuan kemanusiaan di perbatasan Rafah Mesir, namun bantuan tersebut belum dapat disalurkan ke pengungsi di Gaza karena serangan udara Israel yang terus berlanjut di wilayah tersebut. 

Selain itu, Israel menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan tidak akan diterima melalui wilayah mereka selama ratusan sandera Israel yang ditahan oleh milisi Hamas belum dibebaskan.

"Semua pasokan yang mencapai Hamas akan dicegah," lanjut pernyataan itu.

Hingga saat ini, ada 199 orang yang diduga disandera dalam serangan yang dilakukan oleh Hamas.

Para sandera ini meliputi bayi hingga warga lanjut usia, dan mereka saat ini diduga ditahan di wilayah Gaza.

Sebelumnya Israel telah memerintahkan warga Gaza di utara untuk pindah ke wilayah selatan, "demi keselamatan mereka sendiri".

Saat ini truk-truk bantuan kemanusiaan sudah bergerak lebih dekat ke persimpangan Rafah antara Mesir dan Gaza, dari kota al-Arish di Mesir di utara Semenanjung Sinai.

Israel menerapkan blokade total di Gaza, yang mengakibatkan pemutusan akses terhadap makanan, air, listrik, dan bahan bakar bagi populasi sekitar 2,3 juta penduduk di Jalur Gaza

Selama hampir 12 hari terakhir sejak serangan balasan Israel terhadap milisi Hamas, lebih dari 3.700 warga di Gaza tewas, dan lebih dari 12 ribu orang lainnya mengalami luka. 

Kondisi itu semakin memburuk usai serangan roket menghantam Rumah Sakit Baptis Al Ahli dan menewaskan ratusan orang.