TURKI, CEKLISSATUPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa krisis di Gaza merupakan bukti runtuhnya tatanan global saat ini, seraya merujuk pada konflik di Suriah, Yaman, Libya dan Ukraina. 

Berbicara di Forum Diplomasi Antalya, Erdogan mengatakan, abad ini telah berubah menjadi era krisis karena tatanan internasional yang berdasarkan aturan telah kehilangan maknanya dan menjadi tidak lebih dari sekadar slogan. 

"Sistem internasional saat ini, tanpa konsep fundamental seperti solidaritas, keadilan dan kepercayaan tidak dapat memenuhi tanggung jawab minimal sekalipun," ucap Erdogan dalam pidatonya di acara itu yang digelar di pesisir Mediterania bagian selatan Turki.

Terkait serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30 ribu warga Palestina.

Baca Juga : 104 Warga Palestina Tewas dan 760 Luka-luka Diserang Israel Ketika Menunggu Bantuan

Erdogan mengatakan, negara-negara Barat yang tanpa syarat mendukung Tel Aviv terlibat dalam pertumpahan darah dengan kebijakan munafik mereka. 

"Yang terjadi di Gaza bukanlah sebuah konflik, itu adalah genosida, karena perang pun bahkan memiliki aturannya sendiri," katanya. 

"Saya sedang berbicara tentang pengkhianatan, penargetan secara tidak terhormat, kebiadaban yang tidak memiliki rasa hormat," tambahnya. 

Erdogan merujuk pada pembunuhan brutal warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, di Gaza, seraya menambahkan bahwa kepercayaan terhadap keadilan dan ketertiban global juga telah ternoda.

Baca Juga : Menhan Prabowo Subianto Lepas KRI Radjiman, Jalankan Misi Kemanusiaan ke Palestina

Menurutnya, kebutuhan mendesak untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan integritas teritorial dan ibu kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan yang ditetapkan pada 1967. 

"Masyarakat global hanya dapat membayar utangnya kepada rakyat Palestina melalui pembentukan Negara Palestina," ucapnya.

Erdogan mengatakan, Turki "melihat barbarisme yang dilakukan Israel dengan keprihatinan yang mendalam". 

Yang dia maksud adalah barbarisme pengecut yang menargetkan warga sipil yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan.