JAKARTA, CEKLISSATU - Lebih dari 60 orang hilang diduga telah tewas setelah sebuah perahu yang membawa imigran ditemukan di lepas pantai Cape Verde di Afrika Barat. Sekitar 38 orang selamat, sebagian besar berasal dari Fass Boye.

Perahu-perahu yang dicat cerah di desa nelayan Senegal, Fass Boye, teronggok diam pada hari Jumat. Suara tangisan terdengar dari rumah tangga menjalar ke jalan-jalan yang sepi. Penduduk berjalan dari rumah ke rumah menawarkan belasungkawa kepada keluarga yang berduka.

Lebih dari 100 orang naik kapal nelayan pada 10 Juli, dengan harapan tiba di Eropa. Seperti kebanyakan yang mengarungi ratusan mil laut setiap tahunnya, kapal ini tidak pernah sampai.

Pada 15 Agustus, kapal tersebut ditemukan oleh kapal nelayan Spanyol mengapung di dekat kepulauan Cape Verde, beratus-ratus mil dari jalur yang seharusnya. 

Belum jelas apa yang terjadi, tetapi ini merupakan bencana terbaru dalam serangkaian kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir di perairan lepas pantai Afrika Barat yang coba dilintasi setiap tahunnya untuk mencapai Eropa.

Sedikitnya 15 orang tenggelam ketika sebuah perahu yang membawa para migran mengalami kecelakaan di lepas pantai ibu kota Senegal, Dakar, pada bulan Juli.

Desa Fass Boye, yang terdiri dari rumah-rumah rendah di sepanjang garis pantai yang liar sekitar 100 km di utara Dakar, telah menunggu berhari-hari untuk mendengar kabar kedatangan perahu tersebut.

Tukang kebun Fass Boye, Pape Boye, merasa pasrah setelah kehilangan keponakannya yang berada dalam perahu tersebut.

"Mereka berada di laut selama lebih dari sebulan. Persediaannya habis. Mereka yang diselamatkan oleh Tuhan sedikit, sebagian besar telah meninggal," katanya.

Sementara itu, Ibrahim mengatakan keponakannya meninggal dunia, begitu juga beberapa sepupunya.

"Semua ini terjadi dalam satu keluarga yang sama. Kita berdoa kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Karena tidak ada seorang pun manusia yang dapat mengubahnya."ujarnya.