MALUKU, CEKLISSATU – Hujan dengan intensitas tinggi di Desa Piru, Kecamatan Seram Barat, Maluku, pada Kamis 26 Oktober 2022 menyebabkan 26 rumah warga terendam banjir. Bahkan dua rumah dilaporkan hanyut terbawa arus sungai.

“Rumah kami hanyut, padahal sejak kecil tinggal di sini sungai ini tidak pernah banjir,” ujar Santi warga setempat. 

Warga menuding, banjir yang terjadi di desa tersebut dipicu akibat proyek jembatan dan penggalian sungai yang menggunakan alat-alat berat. Banjir diperparah karena tidak adanya tanggul penahan air yang dijanjikan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Seram Bagian Barat.

Baca Juga : Belasan Desa di Kotawaringin Timur Terendam Banjir Parah

“Kalau tidak menggali sungai dan pekerjaan proyek jembatan mungkin rumah-tumah tidak tergenang, mereka tidak bertanggungjawab, mereka bilang gali saja," kata dia.

Banjir tersebut merendam empat rumah di Dusun Pohon Pule, empat rumah lainnya di Dusun Lorong Pisang dan 18 rumah di Dusun Air Salobar. 

“Jadi total 26 rumah, 4 rumah di Pohon Pule, 4 rumah di Lorong Pisang dan sisanya 18 rumah di Air Salobar,” ucapnya.

Warga pun ramai-ramai turun ke jalan untuk memblokade akses menuju proyek dengan menggunakan kayu, meja dan kursi. Sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.

“Kami blokade jalan ini bukan untuk menghalangi masyarakat lalu lalang. Namun, ini simpati pemerintah daerah untuk membuka mata,” ucap Boyke Pirsaouw salah satu aksi unjuk rasa. 

Mereka sudah berulang kali menemui pemerintah terkait pembangunan jembatan yang membuat daerah pemukiman banjir. Akan tetapi, permintaan itu tak direspon oleh pemerintah.

“Ini bukan baru satu kali namun sudah berulang kali. Dengan blokade jalan, pemerintah bisa membuka mata terkait banjir ini. Sebab, dulu daerah ini bebas banjir. Namun ketika pekerjaan pekerjaan proyek jembatan mulai kebanjiran," kata dia.