BOGOR, CEKLISSATU—Penyaluran  Bantuan Langsung Tunai atau BLT dampak kenaikan BBM di Kantor Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng berdesakan bahkan sempat terjadi dorong dorongan. Akibatnya, petugas linmas desa kewalahan.


Masyarakat Leuwisadeng penerima bantuan yang didominasi oleh kaum emak emak ini berdesakan untuk mendapatkan uang tunai dari pemerintah sebesar Rp 500 ribu yang terdiri dari  Rp 300 ribu untuk  bansos BLT BBM dan Rp 200 ribu untuk bantuan pangan non tunai ( bpnt ) yang dicairkan melalui PT Pos Indonesia untuk dibelanjakan sembako. 


“Desa kami yang mendapat bantuan ada sekitar seribu tiga ratus KPM,"kata Hidayatulloh Kades Leuwisadeng kepada wartawan, Kamis 15 September 2022.

Namun, kata dia, bansos BLT BBM yang semestinya diberikan pada masyarakat secara utuh lima ratus ribu rupiah, namun di Desa Leuwisadeng justru dipotong dua ratus ribu rupiah untuk dibelikan sembako diagen yang sudah ditunjuk pihak desa.

Kades mengatakan pemerintah menaikan harga BBM untuk memberikan subsidi pada masyarakat kurang mampu, dan untuk subsidi BBM untuk bulan September dan Oktober 


“Pemerintah juga mencairkan secara tunai melalui kantor pos atau kantor desa yang sudah dituju,”ungkapnya.