BOGOR, CEKLISSATU - Armada pengangkut sampah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tepatnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebanyak 133 unit kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, 80 persen dari keseluruhan kendarana berplat merah ini ternyata sudah berumur tua hingga 10 tahun lebih.

Hal itu diungkapkan Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bogor, Feby Darmawan bahwa memang sampai saat ini armada truk pengangkut sampah belum ada penambahan unit baru.

Bahkan, lanjut Feby, ditengah keterbatasan anggaran yang didapatkan dinas untuk pengadaan armada baru, pihaknya lebih memilih untuk memaksimalkan armada yang ada dibantu 10 orang mekanik untuk memperbaiki semua unit jika ad yang rusak.

IMG_20220913_141609.jpg
Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bogor, Feby Darmawan sedang meninjau salah satu mekanik yang memperbaiki unit truk pengangkut sampah (taufik/ceklissatu)

"Ada yang paling tua kendaraannya tahun 2000an, sekitar 3 unit. Kalau soal mesin sih masih bisa digunakan, namun yang cepat keropos, rapuh dan tidak bertahan lama itu bak pengangkutnya, 2-3 tahun sudah korosi akibat air sampah. Meski unitnya masih bisa dipakai, tetapi kerusakan-kerusakan teknis selalu ada seperti mesin tidak menyala, rem dan sebagainya. Namanya mobil tua," ucap Feby kepada CeklisSatu.com pada Selasa, 27 September 2022.

Feby mengatakan untuk pengajuan armada baru setiap tahun di APBD murni, Banprov Jabar sampai Banprov DKI Jakarta selalu diajukan. Terakhir tahun 2021 DLH Kota Bogor mendapat bantuan armada baru sebanyak 4 unit dari Banprov Jabar. 

"Untuk tahun sekarang tidak ada pengadaan kendaraan besar, hanya pick up sebanyak 2 unit, itu pun buat peremajaan bukan menambah pelayanan. Anggaran juga terbatas, apalagi di kami itu pegawai non ASN atau PKWT banyak, jadi anggarannya lebih difokuskan ke gaji pegawai dan biaya BBM untuk mobilitas kendaraan, kita masimalkan saja yang ada selama belum ada penambahan armada baru," ungkapnya.

IMG_20220913_142052.jpg
Potret armada truk sampah di DLH Kota Bogor (taufik/ceklissatu)

Sebagain upaya memaksimalkan semua unit armada agar tetap berjalan, tambah Feby, pihaknya memfokuskan pada pemeliharaan yang rutin seperti mengganti oli dan suku cadang lainnya.

"Kita setiap hari membuang sampah ke TPS Galuga bisa 500-600 ton sehingga unit kita harus betul-betul dijaga agar bisa terus beroperasi," katanya.