BOGOR, CEKLISSATU - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yani Hassan menyebutkan baru tiga dari 10 kepala keluarga (KK) korban pergerakan tanah di Bojong Koneng yang mau direlokasi.

"Dari 10 rumah yang benar-benar rusak, baru tiga yang siap direlokasi, yang lain belum," ujar Yani Hassan, Senin 10 Oktober 2022.

Warga yang enggan direlokasi mengatakan bahwa pendapatan ekonomi mereka berada di sana sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.

"Tidak mudah upaya relokasi, diminta pindah rumah, mereka lebih pilih bersahabat dengan bencana. Karena ekonominya di situ, keluarganya di situ," kata dia.

Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan pihaknya akan segera mencairkan dana bantuan untuk sewa rumah bagi masyarakat korban bencana pergerakan tanah. Ia mengaku tidak ingin masyarakat dari korban pergeseran tanah tetap tinggal di rumahnya yang berisiko terjadi bencana susulan.

"Kami segerakan untuk mencairkan biaya sewa tempat tinggal, karena bagaimanapun tinggal di pengungsian tidaklah nyaman," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan status tanggap darurat bencana pergerakan tanah yang berdampak di Bojongkoneng. Dengan demikian, penanganan pascabencana pun akan segera dimaksimalkan dengan anggaran dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT).