BOGOR, CEKLISSATU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mengklaim status kejadian luar biasa (KLB) campak di wilayahnya telah selesai.

Hal itu menyusul pernyataan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) yang menyebut wilayahnya sebagai wilayah dengan kasus campak terbanyak di Jabar, mencapai 18 kasus.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Bogor, Agus Fauzi menyebut bahwa 18 kasus campak yang terjadi itu merupakan kasus pada 2022.

Baca Juga : KPU Kabupaten Bogor Usulkan Tiga Rancangan Penambahan Dapil ke KPU-RI

"Terkait pernyataan dari provinsi, kami klarifikasi bahwa memang pada 2022 kami menemukan kasus campak. Ada 18 kasus yang dimana itu terjadi di wilayah Tenjo," kata Agus kepada wartawan, Kamis 26 Januari 2023.

Menurutnya, kasus tersebut pertama kali didapati petugas di lapangan yang dimana awalnya para petugas mendiagnosa ada empat anak yang terkena campak di wilayah Tenjo.

Setelah dilakukan pemeriksaan ke sejumlah anak di wilayah tersebut, total menjadi 18 yang terkena campak.

"Ini terjadi pada Juli 2022 dengan 18 kasus campak yang positif di Tenjo. Kami laporkan itu di waktu yang sama (Juli-red) dengan bersurat kepada pimpinan Kabupaten Bogor (Plt Bupati)," tutur Agus.

Baca Juga : Cara Melli Darsa Center Sukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional

Dijelaskan Agus, Tenjo menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yang saat itu rentan terdampak campak. Karena berdasarkan data yang ada, capaian imunisasi sebagai pencegah campak berada di bawah 95 persen.

"Campak ini merupakan penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi. Nah saat itu, imunisasi di wilayah Tenjo masih rendah, di bawah 95 persen sebagaimana anjuran dari pusat," jelas Agus.

Dengan 18 kasus yang terjadi, Dinkes Kabupaten Bogor pun menetapkan campak di Tenjo sebagai kejadian luar biasa (KLB) saat itu.