JAKARTA, CEKLISSATU - Utang luar negeri Indonesia turun 1,9 persen dari periode yang sama pada tahun lalu, di mana saat ini telah tembus pada Rp6.228 triliun pada Januari 2024.

Penurunan utang luar negeri ini dipengaruhi oleh perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah.

Utang luar negeri tersebut berasal dari dari dua sumber. Pertama, ULN pemerintah yang tercatat US$194,3 miliar.

"Perkembangan ULN (pemerintah) tersebut terutama didorong oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang makin meningkat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang dikeluarkan di Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Juga : Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kata Bappenas

Kedua, ULN sektor swasta. Ia mengatakan berdasarkan data per Januari 2023, ULN swasta mencapai US$201,2 miliar. Utang itu mengalami kontraksi 1,5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. 

Erwin mengatakan, utang luar negeri Indonesia per Januari kemarin masih sehat. Itu bisa dilihat dari struktur ULN yang didominasi utang berjangka panjang.

"Pangsanya mencapai 87,4 persen dari total utang luar negeri," kata Erwin. 

Selain itu, kesehatan utang katanya juga tercermin dari rasio ULN terhadap PDB yang tetap terjaga di kisaran 30,3 persen.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tutup Erwin.