BOGOR, CEKLISSATU - Rencana pembangunan moda transportasi Trem di Kota Bogor hingga kini masih belum terealisasi. Terbaru, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dikabarkan telah membentuk tim pembangunan dan pengembangan percepatan perkeretaapian untum mewujudkan program yang telah digaungkan beberapa tahun lalu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, meskipun belum juga terlaksana, program Trem disebut masih 'on progres' dan baru-baru ini kick off untuk tim pembangunan dan pengembangan percepatan perkeretaapian. 

Menurutnya, ada tiga agenda yang menjadi fokus kerja tim. "Kita concern terhadap 3 hal, yakni aspek regulasi, teknis dan pembiayaan. Tim akan dibagi tiga pokja yang diketuai bu sekda. Saya sebagai wakil ketua dan sekertaris-nya Asisten Pemerintahan. Untuk anggotanya, Dinas PUPR, BKAD, Dishub dan kemarin hadir semua dalam rapat kick off tim," ucapnya pada Selasa, 12 Juli 2022.

Terkait regulasi, sambungnya, perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai payung hukum utamanya sudah selesai. Bahkan, saat ini Perda Transportasi on going proses di DPRD dengan harapan bisa dibahas dan rampung di Agustus 2022. 

"Kemudian ada hal terkait dengan pusat, sekarang ada review Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang nanti kita masukkan trem sebagai bagian usulan Bogor," ungkapnya.

Kemudian, kata Rudy, untuk teknis meliputi perizinan penetapan trase trem. Namun Rudy mengakui, bahwa tim harus berpikir keras mengenai skema pembiayaan lantaran tidak mungkin mengandalkan murni APBD Kota Bogor.

Dengan kata lain, Pemkot Bogor harus mengusulkan bantuan keuangan ke pemerintah pusat ataupun provinsi. "Kebutuhannya (pembiayaan trem, red) sebesar Rp1,7 triliun. Sementara APBD Kota Bogor Rp2,5 sampai dengan 2,7 triliun saja," jelasnya.

Rudy menambahkan, dari studi kelayakan yang dilakukan Colas Rail, trem akan menempuh rute sepanjang 8 kilometer dengan sistem looping tol Jagorawi, terminal Baranangsiang, Jalan Otto Iskandardinata, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, Dewi Sartika, Sawojajar, Sudirman dan Pajajaran. 

"Itu koridor pertama, karena kita ingin integrasi masuk ke dua proyek stategis nasional, satu double track, sekarang ada FS (feasibility study, red) dari BPTJ (Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek) perpanjangan jalur kereta perkotaan antara Jakarta, Bogor sampai Lido Cigombong," katanya.

Pihaknya memiliki target realistis operasional trem pada 2025 mendatang. Artinya, secara realistis Trem baru bisa terlaksana setelah masa jabatan Wali Kota Bogor Bima Arya yang berakhir pada 2024.

"Target operasional harus lewat di tahun 2024, tapi semua ikhtiarnya kita upayakan agar legasi administratif, perencanaan bisa selesai di tahun 2023 dan 2024. Nantinya ada 17 stasiun dan trem-nya baru," pungkasnya.