JAKARTA, CEKLISSATU - Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) B40 (campuran biodiesel 40%) sudah siap digunakan di kendaraan diesel. Penggunaan bahan bakar ini sebagai upaya untuk mengurangi impor. 
 
Uji coba penggunaan B40 ini telah selesai dilakukan. Pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40 dan bisa segera diterapkan.
 
Pemakaian BBN, khususnya biodiesel diharapkan sebagai upaya strategis untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sekaligus meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

"Pertama saya senang perfoma B40 bisa merespon kebutuhan energi kendaraan. Kedua, emisinya bisa turun karena pemanfaatan Bioenergi makin tinggi. Kita patut bersyukur negeri kita ini memberikan potensi sumber energi yang banyak," ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, seperti dikutip dari situs ESDM, Rabu 2 November 2022.
 
Saat ini, sambung Arifin, merupakan waktu yang tepat untuk mengembangan energi baru terbarukkan untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri yang selama ini dipenuhi melalui impor. 
 
Pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi yang ada di Indonesia.
 
"Sekarang kita harus berbenah, buru-buru untuk bisa mencoba memanfaatkan sumber-sumber energi yang terbarukan khususnya untuk bisa kita manfaatkan dan kedepannya kita harus bisa mandiri energi, itulah yang namanya ketahanan energi buat Indonesia," tambah Arifin.
 
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana menambahkan, dari 50.000 KM tersisa 6.000 KM lagi dan jika sudah selesai maka akan didapat kesimpulan final hasil test yang menjadi rujukan. 

"Road Test B40 tersisa 6.000 lagi. Jadi hasil final untuk kendaraan yang pertama itu akan bisa kita dapat dalam dua minggu ke depan. Hasil final ya," ujar Dadan.

Dari hasil test yang sudah berjalan, mobil dapat beroperasi dengan normal dan mulus seperti menggunakan bahan bakar solar biasa terbukti tidak terjadi mobil mogok dan juga tidak terjadi blocking di filter bagian utama hal ini berbeda dengan test sebelumnya.
 
Selain persiapan teknis di mesin kendaraan untuk bisa diterapkan sebagai bahan bakar B40, pemerintah juga akan memastikan ketersedian infrastruktur dari Pertamina dan badan usaha lain terkait fasilitas blendingnya mencukupi kebutuhan atau tidak.
 
"Sekarang kan semuanya didesain di B30, sekarang kan B40 jadi pipanya juga nanti butuh pompa. Ya nambahnya kan 10%," jelas Dadan.
 
Dadan menjelaskan mengenai ketercukupan pasokan BBN untuk B40. 
 
"(Pasokan BBN) kita ini sekarang 16,3 juta kilo liter (kl), kalau B40 perlunya 15 juta Kl sekian. Jadi tidak usah khawatir, kita akan masuk dua pabrik baru di awal tahun depan," tutup Dadan.