JAKARTA, CEKLISSATU - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perhubungan mendatangkan investor dari Kanada untuk melakukan studi dan pembangunan green airport di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan estimasi investasi sebesar US$200 juta atau setara dengan Rp3 triliun.

Rencana tersebut ditandai dengan tripartite agreement antara PT Whitesky Facility, Pemerintah Kanada, dan Pemerintah Daerah Kaltara mengenai the Green Airport Initiative pada rangkaian acara Net Zero Summit dan B20 Invesment Forum.

Kegiatan ini disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan Chairwomen B20, Shinta W Kamdani di Nusa Dua, Bali.

Baca Juga : Menteri Bahlil Yakin KTT G20 Mampu Dongkrak Investor di RI

“Dalam Nota Kesepahaman disepakati jika Pemerintah Kanada melalui Canadian Commercial Corporation akan mendukung studi dan pengembangan green airport di Kaltara dengan total estimasi rencana investasi sebesar USD200 juta atau setara dengan Rp3 triliun. Di mana kesepakatan ini merupakan satu dari 10 Nota Kesepahaman yang dilakukan pada event B20,” kata Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perhubungan, Denon Prawiraatmadja dalam keterangan tertulisnya, Jumat 11 November 2022.

Dia menjelaskan bahwa green airport yang dimaksud ini adalah low carbon yang sumber energi bukan dari minyak bumi namun dengan solar panel, lalu untuk pengelolaan sumber airnya dilakukan dengan hidro dan blue energy. Dan itu semua akan dilakukan studinya di Kaltara.

Jika studi tersebut berjalan lancar dan hasil bagus pihaknya akan membangun Bandara di Kaltara. Di mana bandara tersebut akan dioptimalkan untuk menunjang ekspor produk hasil laut unggulan di daerah tersebut ke mancanegara, seperti udang, ikan, kepiting dan lainnya.

“Inisiatif proyek ini dari Gubernur Kalimantan Utara, dan KADIN Indonesia Bidang Perhubungan membawa investor dari Kanada untuk mengenbangkan green airport, yang nantinya bandara tersebut akan dikhususkan untuk ekspor dan impor produk-produk lokal di Kaltara,” katanya.

Dari studi ini juga nanti akan ditentukan terkait letak dan posisi yang tepat untuk pembangunan bandaranya nanti dan juga terkait fasilitas pendukung lainnya termasuk konektivitas dalam pengankutan produk-produk laut yang akan di ekspor melalui bandara tersebut.

“Diharapkan tahun 2024 studi dan profile investasi sudah dapat diimplementasikan di Kalimantan Utara dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah tersebut. Dan kami juga berharap pada tahun 2024 di Kalimantan Utara sudah berdiri dan beroperasi green airport dengan pembiayaan dari investor Kanada,” katanya.