JAKARTA, CEKLISSATU - Meski ada kendaraan listrik, impor bahan bakar minyak (BBM) tetap jalan. 

Hal itu dikatakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang mengatakan, impor BBM tidak hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan kendaraan melainkan untuk industri petrokimia di dalam negeri. 

"Ketika banyak mobil listrik, motor listrik kenapa tidak dikurangi, karena yang tadinya konsumsi dipakai di mobil, motor, dan lain-lain itu nanti shifting ke petrochemical," ungkap Erick kepada wartawan, Senin 27 Februari 2023. 

Walau ada kendaraan listrik, Erick mengatakan, diproyeksika. penggunaan BBM akan berkurang 50%. 

Baca Juga : Pertamina Batasi Kuota BBM Solar

Walau begitu, dia menambahkan, komposisi tersebut beralih untuk mencukupi industri lain seperti petrokimia. Di samping impor, produksi minyak di dalam negeri tetap terus ditingkatkan. 

"Artinya produksi minyak tidak boleh turun, paling tidak harus stabil. Kalau nanti kebutuhan motor, mobil, dan lain-lain, rumah listrik dan segala berkurang 50%, tapi petrochemical naik. Kita ada hasilnya, dan itu untuk meningkatkan produksi kita," ujar Erick. 

Industri petrokimia di Indonesia masih kalah bersaing dengan perusahaan serupa di banyak negara. 

Padahal pemanfaatan bahan baku yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi itu dapat digunakan di sektor lain. 

“Produksi petrokimia dapat digunakan di sektor farmasi khususnya pembuatan obat-obatan. Dalam rencana strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024 dengan salah satu prioritas adalah pengembangan daya saing industri petrokimia,” tutup Erick.