DEPOK, CEKLISSATU - Hasil riset peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyebutkan bahwa kenaikan cukai rokok dapat menurunkan angka stunting.

Hubungan rokok dengan stunting bermula dari bagaimana perokok membelanjakan uang di keluarganya. 

Kepala keluarga yang merokok akan memprioritaskan uangnya untuk belanja rokok daripada untuk kesejahteraan keluarga. 

Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi Naik, Stunting Kota Bogor Ikut Naik

Bahkan, ketika mendapatkan bantuan sosial untuk pemerintah, mereka ternyata menggunakannya untuk merokok.

Dekan FEB UI, Teguh Dartanto mengatakan, hasil penelitiannya telah diadopsi sebagai sebuah kebijakan berupa kenaikan cukai rokok.

“Penelitian ini kami lakukan dengan mengikuti 7.000 lebih data orang tua dan anak selama puluhan tahun yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey 2018, ditambah dengan penelitian langsung yang kami lakukan di Demak, Jawa Tengah. Dari situlah kami mendapati bahwa orang tua yang merokok, anaknya cenderung stunting,” ujar Teguh yang juga ketua peneliti FEB UI, di Depok, Selasa 14 Februari 2023.

Teguh mengatakan, tak hanya uang pribadi dan uang pemerintah yang dibakar oleh para perokok, tetapi juga berpotensi membakar masa depan anak, bahkan sejak anak tersebut belum lahir.

“Bahkan, ketika anak tumbuh dewasa, daripada untuk anaknya sekolah, uang malah digunakan untuk beli rokok. Itu saya temukan saat turun langsung meneliti di Demak," kata Teguh atas penelitiannya bersama tim FEB UI yang  telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional.

Teguh berharap, masyarakat luas dapat memahami filosofi mengapa cukai rokok perlu dinaikkan. Hal itu karena ketika harga rokok semakin mahal, diharapkan keinginan orang untuk membeli rokok menjadi berkurang.

"Penelitian kita juga menunjukkan, masih ada perokok yang rasional. Artinya, ketika rokok mahal, ada yang berhenti dan ada yang mengurangi rokoknya sehingga tujuan akhirnya akan tercapai, yakni cukai akan mengurangi stunting,” tutup Teguh.