JAKARTA, CEKLISSATU - Presiden Rusia Vladimir Putin berekasi atas rencana Inggris memasok amunisi ke Ukraina. Pasalnya amunisi yang dipasok Inggris adalah amunisi tank penembus baja yang mengandung depleted uranium.


Reaksi ini menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Inggris, Annabel Goldie, telah mengkonfirmasi bahwa amunisi yang mengandung depleted uranium adalah bagian dari paket bantuan militer yang dikirim ke Ukraina bersama dengan tank tempur Challenger 2.


Inggris Raya… mengumumkan tidak hanya pasokan tank ke Ukraina tetapi juga selongsong dengan uranium yang habis. Jika ini terjadi, Rusia terpaksa bereaksi,” kata Putin kepada wartawan hari Selasa waktu setempat di Kremlin.


Menanggapi pertanyaan tentang amunisi tersebut, Goldie mengatakan pada hari Senin bahwa “bersamaan dengan pemberian kami satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium”.


Amunisi itu “sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja”, katanya.


Depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan nuklir yang digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau senjata nuklir. Bobotnya cocok untuk digunakan dalam putaran penembus baja karena membantu mereka menembus baja dengan mudah.


Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan amunisi semacam itu sebagai "logam berat yang beracun secara kimiawi dan radiologis".


Kementerian Pertahanan Inggris menolak peringatan Putin pada hari Selasa, dengan mengatakan peluru penembus baja telah menjadi peralatan standar selama beberapa dekade dan "tidak ada hubungannya dengan senjata atau kemampuan nuklir".


Kementerian tersebut menuduh Rusia melakukan disinformasi yang disengaja karena menggambarkan amunisi tersebut sebagai "senjata dengan komponen nuklir".


Rusia mengetahui hal ini, tetapi dengan sengaja berusaha untuk memberikan informasi yang salah,” kata kementerian tersebut.