BANDUNG, CEKLISSATU- Guna mengintervensi agar kenaikan harga beras tidak terus melambung tinggi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat berencana akan melakukan pengawasan di industri huller atau penggilingan padi.


Kepala Disperindag Jabar Noneng Komara Nengsih menuturkan, pengawasan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kenaikan yang disebabkan oleh industri huller. Sehingga harga beras di pasar diharapkan kembali normal sediakala.


"Tidak hanya di pasar, tapi juga ke industri huller kita pantau. Pengawasan sampai sana. Selama ini di hilir, kita coba bagaimana huller menerima dari petani. Itu yang kita pantau," Kata Komara Negsih  di Gedung Sate, Senin 18 September 2023.

Baca Juga : Harga Beras Masih Alami Kenaikan di Bandung


Tidak hanya Disperindag sambung dia, Satgas Pangan dari kepolisian juga akan melakukan pengawasan serupa guna memastikan kenaikan harga beras yang terjadi, bukan didesain oleh oknum tertentu.


Noneng menambahkan, kenaikan beras paling tinggi terjadi di Kabupaten Bekasi dimana beras premium mencapai Rp14 ribu dan medium di Rp12 ribu. Meski diakuinya saat ini secara merata sudah ada penurunan, kendati belum sepenuhnya normal.


"Tapi sudah flat (penurunan), tapi masih tinggi," katanya.


Dia menduga, penurunan harga ini walaupun belum maksimal tidak lepas dari upaya pemerintah pusat melalui bantuan pangan beras bagi 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dimana ada 4,1 juta KPM di Jawa Barat turut menerima bantuan.


"Kelihatannya seperti itu. Tidak ada lagi kenaikan. Tapi masih tinggi," kata Noneng.


Sementara mengenai inflasi, meski beras turut menjadi salah satu indikator. Noneng memastikan dengan situasi sekarang, tidak akan memengaruhi secara signifikan. Terlebih sejumlah komoditas utama lainnya cenderung normal.


"Inflasi itu agregasi dari kenaikan keseluruhan harga dalam kurun waktu. Kalau cuma 1-2 komoditi, belum tentu menyebabkan inflasi. Beras cukup besar, sekarang masih terkendali. Yang lain sangat terkendali, seperti ayam, telur sudah turun," paparnya.


Terlebih berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sambung dia, tak lama lagi akan memasuki musim hujan dan aktivitas produksi petani dapat kembali dimulai.


"(Prakiraan) BMKG sebentar lagi akan hujan. Jadi harapannya tidak kering terus, tidak berkepanjangan," harapnya.